Tautan-tautan Akses

Pakar Tuding China Tidak Berbagi Info Virus Korona


Pengendara sepeda motor melintas di depan kendaraan yang menyemprotkan disinfektan, di Panyu distrik Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, 11 Februari 2020.
Pengendara sepeda motor melintas di depan kendaraan yang menyemprotkan disinfektan, di Panyu distrik Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, 11 Februari 2020.

Enam pekan setelah mengumumkan keberadaan virus baru yang sangat menular dan terkadang mematikan, para pakar menuding China tetap belum berbagi data penting yang bisa membantu mengatasi epidemi tersebut.

"Sementara membuat strategi untuk mengendalikan penularan virus itu, negara-negara mencari bukti apakah situasi di China semakin buruk atau lebih baik," ujar Jennifer Nuzzo, ilmuwan senior pada Johns Hopkins Center for Health Security. Namun, bukti itu tidak didapatkan.

China merilis data harian kasus yang baru diidentifikasi, tetapi tidak menyebut tanggal berapa pasien jatuh sakit. Tanggal penting karena tanpa tahu kapan timbulnya gejala, pakar-pakar epidemiologi tidak bisa tahu apakah epidemi bertambah atau berkurang. Hitungan kasus harian, menurut pakar, menunjukkan kapan laboratorium pengujian memproses sampel, tetapi tidak banyak mengungkap perjalanan wabah.

Ketika pejabat China mengubah cara mereka mendiagnosis penyakit itu hari Kamis, tidak mungkin diketahui apakah 13 ribu kasus baru yang dilaporkan China benar-benar mewakili lonjakan penularan atau tidak, karena tanggal penularan tidak dilaporkan.

China tidak secara rutin merilis data usia pasien dan siapa yang menderita penyakit paling parah. Tidak jelas berapa banyak orang yang dites diketahui positif tertular. Tidak diketahui berapa banyak orang yang tertular tidak dites.[ka/pp]

XS
SM
MD
LG