Lebih dari 200 orang ditangkap pada hari Selasa (8/6) di Australia sebagai bagian dari penindakan besar-besaran terhadap jaringan kejahatan terorganisir yang membentang di beberapa benua.
Operasi gabungan selama tiga tahun, Operation Ironside, yang dilakukan bersama oleh Polisi Federal Australia dan Biro Investigasi Federal AS (FBI) melibatkan pemantauan terhadap ANOM, sebuah aplikasi yang dulunya terenkripsi, yang populer di kalangan anggota kejahatan terorganisasi.
Para petugas menemukan sangat banyak informasi sewaktu memantau situs itu terkait perdagangan narkoba gelap di berbagai penjuru Asia, Amerika Selatan, Timur Tengah dan Australia, selain 20 rencana pembunuhan.
Para pejabat Australia, Selasa (8/6), mengumumkan di Sydney bahwa 224 orang ditangkap sehari sebelumnya dengan total 526 dakwaan. Lebih dari 4.000 polisi federal, negara bagian dan lokal Australia juga menyita hampir empat ton narkoba, lebih dari 100 pucuk senjata api dan hampir 35 juta dolar uang tunai selama penggerebekan yang berlangsung di berbagai penjuru negara itu.
PM Scott Morrison mengatakan Operation Ironside memberikan “pukulan berat” yang akan “bergaung di sekitar kejahatan terorganisir di seluruh dunia.” Morrison mengatakan, “Ini adalah momen penting dalam sejarah penegakan hukum Australia.”
Di negara tetangganya, Selandia Baru, 35 orang ditangkap hari Selasa sebagai bagian dari Operation Ironside. [uh/ab]