Tautan-tautan Akses

Myanmar Perlu Bantuan Darurat Terkait COVID-19


Penumpang feri mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19, berjalan melewati poster "Hentikan COVID-19" di dermaga Pansodan, Yangon, Myanmar. (AP)
Penumpang feri mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19, berjalan melewati poster "Hentikan COVID-19" di dermaga Pansodan, Yangon, Myanmar. (AP)

Satu kelompok terdiri dari 16 organisasi bantuan kemanusiaan telah mengeluarkan pernyataan bersama yang memperingatkan tentang “bencana kemanusiaan yang memburuk pesat di Myanmar yang dipicu oleh meroketnya kasus COVID-19 dan meluasnya kekerasan.”

“Lebih dari 60 persen kematian akibat COVID-19 yang dilaporkan di Myanmar telah terjadi dalam sebulan terakhir saja, dengan jumlah kasus terkonfirmasi berlipat dua dalam dua bulan terakhir,” menurut perrnyataan kelompok itu yang dikeluarkan pada 2 Agustus.

“Fasilitas-fasilitas layanan kesehatan dari Kachin hingga Mandalay sampai Yangon tetap tutup sementara para petugas kesehatan menghadapi kekerasan dan ancaman,” kata pernyataan itu. “Lebih dari 400 dokter dan 180 perawat telah diberi surat perintah penangkapan sejak pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada Februari 2021.”

Warga mengenakan masker saat menunggu di sebelah peti jenazah yang akan dikremasi, di luar krematorium di pemakaman Yay Way, Yangon, Myanmar, 14 Juli 2021. (AP)
Warga mengenakan masker saat menunggu di sebelah peti jenazah yang akan dikremasi, di luar krematorium di pemakaman Yay Way, Yangon, Myanmar, 14 Juli 2021. (AP)

“Komunitas tempat kami bekerja dalam keadaan putus asa dan sekarat … Penduduk sekarang ini memerlukan akses yang aman dan adil ke bantuan kemanusiaan dan layanan kesehatan,” kata Laura Marshall, Direktur Dewan Pengungsi Norwegia di Myanmar, dalam pernyataan itu.

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengemukakan dalam sebuah pernyataan pekan lalu mengenai denda yang ditetapkan terhadap dua orang masing-masing hampir 20 ribu dolar “karena memberikan informasi palsu terkait dengan bukti kredensial vaksinasi dan tes sebelum keberangkatan, serta atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan untuk tinggal di akomodasi yang ditetapkan pemerintah dan ketentuan tes pada saat kedatangan.”

Pembalap Mercedes Lewis Hamilton dari Inggris berbicara kepada media setelah Grand Prix Formula Satu Hungaria, di Mogyorod, Hungaria, Minggu, 1 Agustus 2021. (Florion Goga/Pool via AP)
Pembalap Mercedes Lewis Hamilton dari Inggris berbicara kepada media setelah Grand Prix Formula Satu Hungaria, di Mogyorod, Hungaria, Minggu, 1 Agustus 2021. (Florion Goga/Pool via AP)

Pembalap Formula 1 Inggris Lewis Hamilton, yang dites positif terjangkit COVID-19 pada Desember lalu, mengatakan, ia mungkin mengalami efeknya setelah tampak tidak sehat pada hari Minggu, setelah memasuki finish di tempat kedua pada Grand Prix Hungaria.

“Saya telah berjuang sepanjang tahun dengan tetap sehat setelah apa yang terjadi pada akhir tahun lalu dan ini masih, masih berjuang,” kata pembalap berusia 36 tahun itu setelah menemui dokter seusai balapan. “Saya belum berbicara dengan siapapun mengenai ini, tetapi saya pikir dampak COVID-19 masih ada. Saya ingat efeknya ketika saya terjangkit dan setelah itu latihan terasa berbeda.”

Di Berlin, ribuan orang berpawai hari Minggu untuk memprotes restriksi terkait pandemi dan sekitar 600 pengunjuk rasa ditangkap setelah bentrok dengan polisi, menurut laporan kantor berita AP.

Aksi protes terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di Berlin, Jerman 1 Agustus 2021. (REUTERS/Christian Mang)
Aksi protes terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di Berlin, Jerman 1 Agustus 2021. (REUTERS/Christian Mang)

Meskipun Jerman melonggarkan banyak restriksinya pada bulan Mei, pertemuan besar masih dilarang. Jumlah kasus baru COVID-19 masih rendah tetapi terus meningkat. Jerman yang berpenduduk 83 juta orang, melaporkan 2.100 kasus baru pada hari Minggu, naik lebih dari 500 dibandingkan dengan sepekan sebelumnya.

Sejak pandemi dimulai, Jerman telah melaporkan 3,8 juta kasus dan 92 ribu kematian.

Ada 198,3 juta kasus COVID-19 hingga Senin pagi dan 4,2 juta kematian terkait di seluruh dunia, menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG