Tautan-tautan Akses

Mulai Vaksinasi Massal, Rasa Lega dan Harapan di Inggris 


PM Inggris Boris Johnson menyaksikan vaksinasi massal dengan vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech di London, Selasa (8/12).
PM Inggris Boris Johnson menyaksikan vaksinasi massal dengan vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech di London, Selasa (8/12).

Pejabat-pejabat kesehatan Inggris mengingatkan orang-orang dengan “sejarah reaksi alergi yang signifikan” seharusnya tidak divaksinasi virus corona, yang program vaksinasi massalnya dilancarkan Selasa lalu (8/12). Pernyataan ini disampaikan menyusul penyelidikan terhadap dua reaksi yang muncul. Inggris adalah negara Barat pertama yang memulai vaksinasi massal.

Perawat Leo Quijano yang berasal dari Filipina, bekerja di National Health Service di Inggris, dan menjadi orang pertama yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech. “Saya merasa lebih yakin dan aman karena saya pernah diidentifikasi positif Covid-19 sebelumnya dan dirawat di rumah sakit. Ada kajian dan riset menyeluruh sebelum vaksin ini diotorisasi, jadi saya merasa positif tentang hal ini.”

Mitranya, Ashley Lecheminint, yang bekerja di bagian katering di RS Royal Sussex County, satu rumah sakit di Brighton juga divaksinasi. “Kita akan mengalahkan virus corona ini sekarang dan kita akan menjadi lebih baik. Ini jadi seperti babak baru.”

Inggris mengatakan “tidak ada jalan pintas” yang kami lakukan dalam memberikan persetujuan atas keamanan vaksin ini, dan vaksin ini 95% efektif memberantas penyakit Covid-19.

Meskipun demikian kedua perawat itu mengalami reaksi alergi terhadap suntikan itu. Tim dokter memang mengatakan keduanya memiliki sejarah alergi dan ini bukan hal yang aneh.

Diperkirakan empat juta dosis vaksin akan dikeluarkan sebelum akhir tahun ini, yang mencakup dosis bagi mereka yang berusia di atas 80 tahun, juga para petugas kesehatan dan perawat di panti jompo.

Belum diketahui apkah vaksin ini hanya mencegah penyakit akibat Covid-19 atau juga mencegah perebakan virus tersebut; yang tentunya akan menjadi faktor penentu dalam mengatasi pandemi ini.

Pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab dalam beberapa bulan ke depan. Banyak yang divaksinasi telah melakukan karantina mandiri selama beberapa bulan.

Meskipun ini melegakan, kepala petugas medis di Inggris Chris Whitty menyampaikan peringatan. “Saya ingin menjelaskan bahwa untuk tiga bulan ke depan kita tidak memiliki perlindungan. Kita akan melalui saat-saat paling sulit bagi perebakan akibat penyakit pernafasan ini.”

Rumah-rumah sakit di Inggris masih merawat ribuan pasien penderita Covid-19 dan ratusan lainnya meninggal dunia setiap hari. Ada kekhawatiran bahwa kepatuhan publik mengikuti protokol kesehatan dan kebijakan penghentian operasi atau penutupan sebagian wilayah akan berkurang ketika program vaksinasi dimulai.

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan separuh warga Inggris khawatir dengan keamanan vaksin dan sepertiga diantara mereka mungkin menolak divaksinasi.

Kembali ke Leo Quijano, ia merasa beruntung mendapatkan vaksinasi itu lebih dulu dibanding teman dan keluarganya di Filipina. “Kadang-kadang hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapat vaksin di tanah air saya. Jika punya uang, mereka bisa membayar untuk divaksinasi, atau jika pemerintah menyediakannya. Itulah sebabnya kami berharap vaksin ini dapat diberikan untuk semua orang.”

Harapan lain adalah agar vaksin-vaksin menjanjikan lainnya dapat segera disetujui.

Inggris telah memulai awal yang baik dan pemerintah berharap kehidupan akan kembali normal pada musim semi nanti. [em/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG