Tautan-tautan Akses

Pfizer Kecam AS Karena Politisasi Vaksin


Gedung Markas Pfizer di borough Manhattan di New York City, New York, AS, 9 November 2020. (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
Gedung Markas Pfizer di borough Manhattan di New York City, New York, AS, 9 November 2020. (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)

CEO Pfizer Dr Albert Bourla, Selasa (7/12), mengatakan diskusi seputar vaksin virus corona telah "sangat dipolitisasi" di Amerika Serikat sehingga menimbulkan sejumlah keraguan.

"Itu membuat orang-orang bingung. Mereka tidak tahu siapa yang harus dipercaya dan apa yang harus dipercaya karena diskusinya lebih menyangkut politik ketimbang keilmiahan,” kata pemimpin Pfizer itu.

"Kami tidak mengambil jalan pintas, kami menguji vaksin ini dengan cara yang sama persis seperti kami menguji vaksin apa pun yang beredar di luar sana. Vaksin ini benar-benar telah diuji, dan bahkan karena adanya pengawasan, dilakukan dengan standar yang lebih tinggi."

Komentar Bourla muncul dalam konferensi pers media yang diselenggarakan oleh Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA).

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mendapat sorotan karena dilaporkan menolak peluang untuk membeli jutaan dosis Pfizer tambahan musim panas lalu.

Keputusan itu dapat menunda pengiriman gelombang ke-dua vaksin itu karena Pfizer harus memenuhi kontrak-kontrak internasionalnya terlebih dahulu.

Dokumen-dokumen yang dirilis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Selasa (8/12), mengukuhkan bahwa vaksin Pfizer sangat protektif terhadap Covid-19 dan tampaknya aman.

Pihak berwenang kesehatan Inggris, Selasa (8/12), memulai program vaksinasi massal pertamanya dengan produk buatan Pfizer ini. Langkah tersebut menandai awal berlangsungnya program vaksinasi global seiring munculnya vaksin-vaksin serupa yang telah teruji efektivitasnya. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG