Tautan-tautan Akses

Menlu dan Menhan AS Kunjungi Jepang untuk Pembicaraan Soal China


Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara selama konferensi pers di Departemen Luar Negeri di Washington. (Foto: AP)
Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara selama konferensi pers di Departemen Luar Negeri di Washington. (Foto: AP)

Keprihatinan tentang pengaruh China yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik diperkirakan menjadi fokus utama ketika dua menteri pemerintahan Presiden Joe Biden mengunjungi Jepang untuk pembicaraan langsung pertama mereka dengan sejawat mereka dari Jepang.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin tiba di Tokyo, Senin (15/3), untuk bertemu dengan sejawat mereka, dan beberapa pejabat tinggi lainnya, dalam usaha untuk menegaskan kembali komitmen Amerika terhadap kawasan itu dan aliansi mereka menyusul pendekatan temperamental Donald Trump.

Kedua menteri itu akan melangsungkan apa yang disebut pembicaraan diplomatik dan keamanan “dua tambah dua'' dengan mitra Jepang mereka, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, Selasa (16/3).

“Amerika Serikat saat ini sedang berusaha keras merevitalisasi hubungan dengan teman-teman dan mitra-mitra kami, baik secara bilateral maupun multilateral, dan menegaskan kembali komitmen kami pada tujuan, nilai, dan tanggung jawab bersama kami, '' kata Blinken dan Austin dalam sebuah artikel yang diterbitkan Senin (15/3), di Washington Post.

Meskipun AS dan negara-negara lainnya memiliki nilai dan prinsip yang sama untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik tetap terbuka, “China tak sungkan menggunakan paksaan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, '' kata kedua menteri itu. “Di sini sekali lagi, kami melihat betapa pentingnya bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami.”

AS akan memimpin diplomasi, sambil mempertahankan kekuatan militer Amerika "dan memperbarui aliansi-aliansi kami dan memastikan aliansi-aliansi itu sesuai dengan tujuan mengatasi ancaman dan peluang pada zaman sekarang, '' tulis Blinken dan Austin. Secara bersama-sama, kata mereka, aliansi-aliansi itu dapat meminta pertanggungjawaban China atas pelanggaran HAM dan masalah-masalah lainnya di Xinjiang, Tibet, serta Hong Kong dan Taiwan.

Menandai kembalinya AS ke kawasan Asia-Pasifik, pada Jumat (12/3) pekan lalu, Biden mengadakan pertemuan puncak pertama para pemimpin dari Australia, Jepang, India, dan AS yang dikenal sebagai “Quad” secara virtual dan menegaskan komitmen Washington terhadap kawasan tersebut.

Motegi mengatakan dalam sidang parlemen, Senin (15/3), ia memperkirakan China menjadi topik yang paling banyak dibicarakan oleh dirinya dan Blinken , dan bahwa Jepang menjadi tujuan pertama perjalanan luar negeri mereka mengisyaratkan “penekanan AS pada aliansi Jepang-AS."

Motegi mengatakan ia berharap dapat menunjukkan kepada dunia persatuan yang tak tergoyahkan dalam aliansi tersebut, dan berharap akan membahas bagaimana Jepang dan AS, melalui aliansi mereka, dapat meningkatkan kemampuan pencegahan dan tanggapan mereka terhadap China.

“Jepang, bersama dengan AS, akan dengan tegas menanggapi upaya sepihak China untuk mengubah status quo," kata Motegi. “Tetapi pada saat yang sama, China adalah ekonomi No. 2 di dunia dan penting untuk dengan tegas mendorong negara itu untuk bertindak secara bertanggung jawab berdasarkan aturan internasional.”

Jepang berada dalam situasi diplomatik yang sulit karena ekonominya, seperti negara-negara lain di kawasan ini, sangat bergantung pada China.

Tetapi Jepang juga menganggap kehadiran China yang meningkat di kawasan itu sebagai ancaman keamanan. Beijing telah membangun pulau-pulau buatan militer di Laut China Selatan dan menuntut klaimnya atas hampir semua kawasan perairan penting di laut itu.

Jepang juga prihatin dengan klaim China atas Kepulauan Senkaku di Laut China Timur yang dikuasai Jepang yang disebut Diaoyu di China, dan peningkatan aktivitas Beijing di wilayah yang disengketakan. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG