Tautan-tautan Akses

Masa Depan Program Pengungsi AS Masih Belum Menentu


Tenda-tenda darurat para pengungsi Suriah di desa Idomeni, Yunani dekat perbatasan Makedonia (foto: ilustrasi).
Tenda-tenda darurat para pengungsi Suriah di desa Idomeni, Yunani dekat perbatasan Makedonia (foto: ilustrasi).

Ketika dunia menantikan revisi perintah eksekutif Presiden Donald Trump tentang imigrasi, masa depan program pengungsi Amerika masih tidak menentu. VOA berbicara dengan pengungsi Kurdi kelahiran Suriah yang pengalaman tragisnya membuatnya menjadi aktivis yang memperjuangkan kebijakan pintu terbuka bagi pengungsi di seluruh dunia.

Foto mayat Alan Kurdi yang berusia tiga tahun di pantai Turki, menarik perhatian dunia pada situasi tragis dalam krisis pengungsi Suriah.

Tante Alan – Tima Kurdi – yang dilahirkan dan dibesarkan di Suriah, mengatakan tragedi keluarga itu sedianya menjadi seruan untuk bertindak.

“Beberapa bulan kemudian setiap orang kembali melakukan aktivitasnya dan lupa tentang penderitaan orang-orang itu. Satu setengah tahun kemudian saya masih bicara tentang nasib orang Suriah,” ujar Tima.

Tima Kurdi yang kini merupakan warga negara Kanada mengatakan ia kerap merasa bertanggungjawab untuk memperjuangkan nasib pengungsi dan keluarga mereka, yang seperti dirinya, mengorbankan jiwa demi masa depan yang lebih baik.

“Tidak ada negara yang seharusnya menutup pintu perbatasan mereka. Para pengungsi itu melarikan diri dari ISIS, dari teroris. Mereka bukan teroris. Mereka keluarga dengan anak-anak yang tidak tahu kemana harus pergi. Mereka terpaksa meninggalkan negara itu karena perang, bukan karena keinginan sendiri, dan tidak seorang pun seharusnya mengalami hal itu,” tambahnya.

Tima Kurdi bersahabat dengan seorang anggota Kongres Amerika Tulsi Gabbard asal Hawaii, yang juga pengecam keras perubahan rezim di Suriah, dan telah mengajukan undang-undang yang melarang pemberian dana bagi kelompok-kelompok gerilyawan di luar negeri.

Menjelang ditetapkannya perintah eksekutif tentang imigrasi yang sudah direvisi beberapa hari mendatang, masa depan program pengungsi Amerika masih belum menentu.

Tima Kurdi mengatakan pidato presiden itu membuatnya optimistis tapi juga waspada dengan masa depan.

“Kita perlu menemukan solusi politik untuk mengakhiri hal ini. Kita perlu menemukannya. Saya harap Presiden Trump akan berhenti mendukung perubahan rezim dan menemukan solusi politik untuk mengakhiri penderitaan orang-orang ini,” harapnya. [em/al]

XS
SM
MD
LG