Tautan-tautan Akses

Mafia Korea Utara di Balik Pembunuhan Kim Jong-nam?


Gambar yang diambil dari rekaman CCTV menunjukkan seorang perempuan (kiri) di bandara Kuala Lumpur, Malaysia, yang ditangkap polisi terkait pembunuhan Kim Jong-nam. (Foto: Star TV/AP).
Gambar yang diambil dari rekaman CCTV menunjukkan seorang perempuan (kiri) di bandara Kuala Lumpur, Malaysia, yang ditangkap polisi terkait pembunuhan Kim Jong-nam. (Foto: Star TV/AP).

Pembunuhan abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un – Kim Jong Nam – baru-baru ini memperkuat pendapat bahwa Korea Utara beroperasi secara ilegal, membunuh musuh-musuh mereka dan bergantung pada organisasi-organisasi kejahatan untuk mempertahankan kekuasaan.

Kepolisian Malaysia hari Kamis (16/2) menangkap perempuan kedua yang memiliki paspor Indonesia dan diduga terlibat pembunuhan Kim Jong Nam pekan ini di bandara internasional Kuala Lumpur. Seorang perempuan lain yang memiliki paspor Vietnam ditangkap hari Rabu (15/2) terkait kasus itu. Polisi juga menangkap seorang laki-laki yang memberikan petunjuk atas penangkapan salah satu dari perempuan tersebut.

Badan Inteljen Korsel: 2 Agen Perempuan Korut Racuni Kim Jong Nam

Pejabat-pejabat Korea Selatan mengatakan dua agen perempuan Korea Utara telah meracuni Kim Jong Nam di bandara dengan berulangkali menyemprotkan cairan tidak dikenal ke wajah laki-laki itu dan menutupi wajahnya dengan kain. Gambar-gambar kedua tersangka pelaku itu terekam kamera CCTV bandara.

Sebuah sumber pemerintah Malaysia memastikan pada kantor berita Reuters bahwa tersangka yang memiliki paspor Vietnam itu adalah perempuan yang sama yang gambarnya terekam CCTV, yang menunjukkan ia mengenakan kaos putih dengan huruf “LOL” di bagian depan.

Pihak berwenang Malaysia dilaporkan telah menolak upaya pejabat-pejabat Korea Utara yang ingin menghentikan otopsi mayat Kim Jong Nam.

Sebuah layar TV di Seoul, Korea Selatan menunjukkan gambar pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dan kakak tirinya, Kim Jong Nam (14/2).
Sebuah layar TV di Seoul, Korea Selatan menunjukkan gambar pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dan kakak tirinya, Kim Jong Nam (14/2).

Rezim Kim Dipandang Sebagai Rezim Korup

Beberapa analis Korea Utara mengkategorikan rezim Kim sebagai rezim yang sangat korup, di mana terdapat organisasi-organisasi kejahatan yang dipimpin oleh keluarga Kim, yang mengabaikan hukum internasional dan terlibat dalam penyelundupan, perdagangan senjata api – termasuk proliferasi materi nuklir dan bagian-bagian rudal, perdagangan narkoba, pemalsuan uang; yang semuanya untuk memperkaya kelompok elit yang berkuasa.

Tahun 2012 beberapa diplomat PBB mengenali tabung-tabung silinder buatan Korea Utara yang digunakan untuk memproduksi rudal balistik, di sebuah kapal kargo China yang sedang melakukan perjalanan ke Suriah. Tahun 2005 seorang pejabat Irlandia ditangkap karena menyebarkan uang palsu 100 dolaran yang berkualitas sangat baik, yang diproduksi oleh Korea Utara, dan dikenal sebagai “super notes” atau uang palsu yang nyaris tidak bisa dibedakan dengan yang asli. Tahun 2016 seorang warga Inggris dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena berkonspirasi mengimpor 100 kilogram methamphetamine Korea Utara ke Amerika.

Kegiatan-kegiatan illegal Korea Utara membantu mereka menghindari sanksi-sanksi ekonomi internasional yang dikenakan karena upaya mengembangkan senjata nuklir dan kapabilitas rudal balistik yang telah dilarang oleh PBB.

Pengamat: Pembunuhan Pesaing Pemerintah, Hal Biasa di Korea Utara

Itulah sebabnya Robert Kelly – pengamat di Universitas Nasional Pusan – menilai perintah pembunuhan terhadap seorang pengecam dan dianggap sebagai pesaing seperti Kim Jong Nam – yang bahkan memiliki hubungan darah – merupakan hal yang biasa yang dilakukan pemimpin Korea Utara, yang beroperasi dengan kejam dan liar.

“Mereka tidak mengikuti aturan internal dan eksternal. Mereka memperlakukan rakyat sendiri dengan sangat buruk dan di luar negeri mereka terlibat dengan kegiatan ekonomi terlarang dan tidak mengherankan jika hal itu juga mencakup tindakan politik terlarang, seperti pembunuhan”, ujar Kelly.

Jika terbukti, perintah pembunuhan Kim Jong Nam oleh pemimpin Korea Utara itu jauh melampaui perilaku mafia yang benar-benar meniru film klasik Godfather tahun 1970an, kisah fiksi tentang sindikat keluarga mafia Amerika keturunan Italia.

Dalam film Godfather Bagian Pertama, Fredo Corleone tidak dipilih oleh ayahnya untuk menjadi pemimpin bisnis keluarga dan sebaliknya malah memilih adik Fredo – Michael. Fredo mengkhianati adiknya dan Michael kemudian memerintahkan untuk membunuhnya.

Kim Jong Nam Sempat Diprediksi Sebagai Pengganti Kim Jong Il

Kim Jong Nam – abang tiri Kim Jong Un – juga pernah menjadi salah satu calon pemimpin negara itu, tetapi sang ayah Kim Jong Il tidak memilihnya setelah ia tertangkap memalsukan paspor ketika mengunjungi Disneyland di Tokyo tahun 2001. Ia kemudian diasingkan ke Makau dimana ia kemudian mengecam secara terbuka kepemimpinan adiknya.

Tahun 2012 ia menulis surat ke pada wartawan Jepang Yoji Gomi, mengatakan bahwa “rejim Kim Jong Un tidak akan bertahan lama. Tanpa reformasi”.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyaksikan sebuah parade di Pyongyang tahun lalu (foto: dok).
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyaksikan sebuah parade di Pyongyang tahun lalu (foto: dok).

Ada Spekulasi Presiden Xi Jingping Lebih Suka Kim Jong Nam di Korea Utara

Ada pula spekulasi bahwa Presiden China Xi Jingping lebih suka melihat Kim Jong Nam yang menggantikan Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara.

Kim Jong Un mengeluarkan “perintah” pembunuhan abang tirinya itu setelah ia berkuasa, dan menurut penjelasan badan inteljen Korea Selatan pada anggota-anggota parlemen negara itu pekan ini, ada upaya pembunuhan yang gagal terhadap Kim Jong Nam tahun 2012.

Sebagian analis yang menilai Korea Utara sebagai negara mafia mengatakan memahami mentalitas kriminal pemerintahan keluarga Kim bisa memberi informasi pada masyarakat internasional untuk mengembangkan strategi yang efektif guna menghentikan program nuklir Korea Utara yang mengancam dan sekaligus mengakhiri meluasnya pelanggaran HAM di negara itu.

Terlibat dengan negara kriminal yang telah berulangkali berbohong dan melanggar perjanjian-perjanjian pada masa lalu tampaknya akan menghasilkan kegagalan ujar Kelly.

“Saya tidak punya itikad buruk terhadap Korea Utara. Masalahnya adalah mereka tampaknya tidak mengikuti aturan main dan kita senantiasa melihat mereka melanggar hal itu”, tambahnya.

Perlu Kerjasama antar-Negara untuk Menekan Perubahan di Korea Utara

Memotong pendapatan illegal kelompok elit Korea Utara dan menuntut para pemimpin yang terlibat kejahatan, ujar Kelly, bisa benar-benar menekan rejim itu supaya berubah. Tetapi hal itu membutuhkan kerjasama yang lebih besar dengan Tiongkok sebagai mitra perdagangan terbesar dan pendukung Korea Utara. Tiongkok enggan mendukung langkah tegas yang akan mengancam kekuasaan keluarga Kim dan menciptakan instabilitas di kawasan.

Hingga hari Kamis tidak satu suratkabar pun di Korea Utara yang memberitakan kematian Kim Jong Nam.

Hari Rabu malam (15/2) Kim Jong Un mengunjungi Istana Kumsusan untuk memperingati kelahiran ayahnya – mendiang pemimpin Kim Jong Il – yang meninggal tahun 2011. [em/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG