Tautan-tautan Akses

Lonjakan Varian Delta Ubah Sikap Warga AS Terhadap Vaksinasi


Seorang perawat bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang pria dalam sebuah acara vaksinasi massal di Ypsilanti, Michigan, Sabtu, 7 Agustus 2021. (Foto: Emily Elconin/Reuters)
Seorang perawat bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang pria dalam sebuah acara vaksinasi massal di Ypsilanti, Michigan, Sabtu, 7 Agustus 2021. (Foto: Emily Elconin/Reuters)

Stephen Feehily tinggal di New Orleans, Louisiana, sebuah daerah sebagaimana banyak wilayah selatan Amerika lainnya, memiliki keraguan sangat tinggi terhadap vaksinasi COVID 19.

Sementara kedua putranya masih terlalu kecil untuk divaksinasi, Stephen dan istri menyesal dengan pilihan mereka untuk tidak divaksinasi.

“Saya akui saya membuat kesalahan,” katanya kepada VOA. “Saya tidak ingin ini terjadi pada istri, diri saya sendiri, atau siapa saja. Ini benar-benar mengerikan. Saya ingin secepat mungkin mendapatkan vaksin itu.”

Perubahan sikap ini terjadi setelah Stephen, istri, dan putranya yang paling kecil, positif mengidap virus corona ketika mereka berlibur bulan lalu.

Feehily mengungkapkan hal itu paling menyakitkan untuk ia ketahui. Selain kehilangan cita rasa dan daya penciuman, ia kesulitan bernapas dan hingga kini belum pulih sepenuhnya.

Setphen menderita demam, mengigil kedinginan dan istrinya harus sendirian pergi ke gawat darurat karena Stephen tidak mampu menyetir.

Kisah keluarga Feehily itu menjadi tren yang semakin bertambah di wilayah selatan AS di mana rendahnya tingkat vaksinasi mengakibatkan infeksi COVID-19 varian delta yang lebih tinggi.

Tingkat vaksinasi Louisiana paling rendah, hanya 38% penduduk yang divaksinasi. Tidak heran jika Louisiana juga memimpin dalam jumlah per kapita infeksi baru virus corona.

Pejabat menyatakan rawat inap rumah sakit akibat COVID-19 meningkat 124% dari dua minggu yang lalu dan kematian meningkat 221%. [jm/mg]

XS
SM
MD
LG