Tautan-tautan Akses

Lebih Tahan Cuaca Ekstrem, Petani Kenya Beralih ke Tanaman Asli Daerah


Para petani memotong tanaman di lahan seluas lima hektar yang diairi dengan air dari Sungai Nairobi, di daerah hilir Sungai Athi, selatan Nairobi, Kenya, Rabu, 11 Januari 2023. (AP/Khalil Senosi)
Para petani memotong tanaman di lahan seluas lima hektar yang diairi dengan air dari Sungai Nairobi, di daerah hilir Sungai Athi, selatan Nairobi, Kenya, Rabu, 11 Januari 2023. (AP/Khalil Senosi)

Perubahan iklim mendorong para petani Kenya untuk memilih bercocok tanam sayuran asli di negara itu yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem. Kenya dilanda kekeringan terburuk dalam 40 tahun dan empat musim hujan yang gagal berturut-turut.

Banyak petani Kenya beralih dari tanaman eksotis seperti jagung dan kacang-kacangan dan memilih bercocok tanam sayuran daun asli daerah tersebut.

Tanaman eksotis tidak sekuat sayuran lokal, yang produktivitasnya jauh lebih dapat diprediksi, menurut para petani di negara itu.

Mantan kontestan reality show Leah Wangari menunjukkan kubis di ladang pelatihan pertanian di Limuru, dekat ibu kota Nairobi, Kenya, 17 Januari 2018. (AP/Sayyid Abdul Azim)
Mantan kontestan reality show Leah Wangari menunjukkan kubis di ladang pelatihan pertanian di Limuru, dekat ibu kota Nairobi, Kenya, 17 Januari 2018. (AP/Sayyid Abdul Azim)

Di Kenya, pertanian tadah hujan membuatnya rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem. Untuk pertanian kecil seperti milik Martin Ndungu, peralihan ke pembudidayaan tanaman asli daerah sangat bermanfaat.

Dia menanam bayam sebagai pengganti kubis dan jagung di lahan seluas satu hektare miliknya.

“Sebenarnya bahkan ketika matahari sangat terik, kita jarang menemukan bayam yang mati, tetapi ketika kita tidak menyirami kubis, maka tanaman itu mati dalam sehari dan itulah salah satu alasan mengapa kami kembali ke sayuran asli daerah,” jelasnya.

Ndungu telah menanam sayuran daun itu di ladangnya selama lima tahun terakhir dan mengatakan bahwa panennya bagus, dan tanaman berakar tunggang yang tumbuh jauh ke dalam tanah tidak memerlukan banyak air seperti tanaman jagung.

Petani Kenya Beralih ke Tanaman Asli Daerah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:27 0:00

Masalah lain yang terkait dengan perubahan iklim adalah meningkatnya hama yang menyerang tanaman pangan.

Menurut Ndungu, varietas jagung eksotis cenderung lebih banyak diserang kumbang penggerek ketika disimpan dibandingkan dengan sayuran asli yang dapat disimpan lebih dari setahun.

“Kenaikan suhu sebenarnya sebanding dengan peningkatan hama yang mengharuskan kita untuk menambah penggunaan pestisida pada tanaman eksotis, berbeda dengan sayuran lokal yang tidak memerlukan pestisida," imbuhnya.

Samuel Wathome, petani skala kecil memeriksa ladang jagung, tempat ia menanam benih tanaman asli Kenya di desa Kyeleni, Machakos, 13 Desember 2022. (REUTERS/Monicah Mwangi)
Samuel Wathome, petani skala kecil memeriksa ladang jagung, tempat ia menanam benih tanaman asli Kenya di desa Kyeleni, Machakos, 13 Desember 2022. (REUTERS/Monicah Mwangi)

Sayuran daun hijau lokal juga ternyata menjadi sumber pendapatan yang lebih baik dibandingkan dengan kubis.

Kenya telah dilanda kekeringan terburuk dalam 40 tahun dan empat musim hujan yang gagal berturut-turut sehingga pemerintah mencabut larangan tanaman GMO (organisme hasil rekayasa genetika) yang telah berlaku satu dekade pada tahun 2022.

Pencabutan larangan itu dimaksudkan sebagai solusi atas gagal panen, tetapi Patrick Maundu, ahli etnobotani di Museum Nasional Kenya, mengatakan tanaman asli daerah telah diabaikan sebagai solusinya.

“Pemerintah sekarang sudah mencabut larangan GMO, tapi sebagai ilmuwan saya merasa pangan lokal belum diberi kesempatan untuk memberikan ketahanan pangan dan juga ketahanan gizi di dalam negeri,” ujar Patrick Maundu.

Seorang petani membawa padi hasil panen dari sawah di kawasan Mwea, Kenya, yang terancam gagal akibat kemarau panjang, 30 November 2022. (REUTERS/Thomas Mukoya)
Seorang petani membawa padi hasil panen dari sawah di kawasan Mwea, Kenya, yang terancam gagal akibat kemarau panjang, 30 November 2022. (REUTERS/Thomas Mukoya)

Pertanian adalah penggerak utama ekonomi Kenya dan sekitar 70 persen tenaga kerja pedesaan bekerja di sektor pertanian.

Banyak negara Afrika melarang pembudidayaan tanaman yang menggunakan GMO, karena adanya kekhawatiran akan potensi efek berbahaya pada pertanian petani kecil, tanaman lokal yang ada selama ini, lingkungan, dan kesehatan jangka panjang masyarakat.

“Iklim telah berubah sedemikian rupa sehingga jika kita tidak menggunakan pupuk yang memadai, maka pilihan terbaik kita adalah sayuran lokal," jelas pedagang sayur mayur dan petani, Evelyne Kemunto.

Ahli meteorologi telah mengaitkan kekeringan baru-baru ini di wilayah tersebut dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. [lt/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG