Tautan-tautan Akses

Lagi, Kelompok Bersenjata Tembak Warga Sipil di Perbatasan Intan Jaya dan Paniai


Sejumlah masyarakat di Kampung Mamba Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengerumuni jenazah seorang warga sipil yang tewas ditembak kelompok bersenjata. Sabtu 30 Mei 2020. (Foto: Polda Papua)
Sejumlah masyarakat di Kampung Mamba Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengerumuni jenazah seorang warga sipil yang tewas ditembak kelompok bersenjata. Sabtu 30 Mei 2020. (Foto: Polda Papua)

Kelompok separatis bersenjata (KSB) kembali lagi melakukan penyerangan di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Akibatnya satu orang warga tewas.

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan penyerangan yang dilakukan KSB terjadi pada Jumat, 29 Mei 2020, tepatnya di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai).

Dilaporkan satu orang warga sipil bernama Yunus Sani meninggal ditembak KSB.

Menurut Paulus dalam keterangan resmi tertulisnya, penyerangan yang dilakukan KSB sebelumnya diketahui oleh seorang warga sipil bernama Pater Niko Wakey (saksi) yang mendengar suara tembakan delapan kali di Kampung Magataga, Distrik Wandai perbatasan Kabupaten Intan Jaya dan Paniai.

Kemudian Pater mendekati asal suara tembakan tersebut dan bertemu dengan tiga orang yang mengaku sebagai "Tentara Hutan". Salah satu dari ketiga orang tersebut memberitahu Pater tentang jenazah korban penembakan tersebut.

"Selanjutnya dia memberanikan diri untuk menyampaikan kepada ke tiga orang tersebut bahwa saksi atas nama pihak gereja akan mengurus serta membawa jenazah ke Distrik Sugapa," papar Paulus, Selasa (2/6).

Saksi, imbuh Paulus, kemudian meminta izin kepada tiga orang tersebut untuk melintas menuju Kampung Alemba, Distrik Homeyo, karena dia masih takut apabila langsung menuju tempat kejadian perkara.

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw saat memberikan keterangan pers terkait penyerangan kelompok bersenjata, Selasa, 2 Juni 2020. (Foto: Polda Papua)
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw saat memberikan keterangan pers terkait penyerangan kelompok bersenjata, Selasa, 2 Juni 2020. (Foto: Polda Papua)

Lanjut Paulus, kemudian keesokan harinya Sabtu (30/5) saksi bersama beberapa masyarakat sipil berangkat menuju Kampung Magataga untuk mengambil jenazah. Namun pada saat perjalanan menuju ke tempat kejadian perkara, saksi bertemu dengan sekelompok yang mengatasnamakan tentara hutan dan kembali meminta izin untuk membawa jenazah ke Distrik Sugapa.

Bahkan sempat terjadi adu mulut antara saksi dan kelompok tentara hutan yang mengancam jenazah akan dibuang ke Sungai Kemabu. Namun akhirnya kelompok yang mengaku tentara hutan itu mengizinkan rombongan membawa jenazah Yusuf Sani dengan pengawalan dari Kampung Magataga menuju seberang Sungai Kemabu.

"Setelah sampai di seberang sungai Kemabu, sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan tentara hutan meninggalkan saksi," kata Paulus.

Lebih lanjut, kata Paulus, sesampainya di seberang sungai Kemabu, saksi dibantu oleh beberapa masyarakat dan membawa jenazah menuju Kampuang Bilai, Distrik Homeyo. Dilanjutkan membawa jenazah ke Kampuang Mamba Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Saat ini petugas gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata tersebut.

"Pasca penembakan situasi dalam keadaan aman dan kondusif," ujarnya.

Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom belum memberikan keterangan terkait dengan penyerangan tersebut.

VOA telah mencoba menghubungi juru bicara dari sayap militer OPM tersebut namun hingga laporan ini ditayangkan belum mendapat respons.

Sebelumnya, pada Minggu (31/5) personel gabungan TNI-Polri berhasil mengamankan salah satu anggota kelompok bersenjata atas nama Oniara Wonda di Kampung Igimbut, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Oniara Wonda merupakan pasukan dari KSB pimpinan Purom Okiman Wenda yang terlibat sejumlah aksi penembakan dan perampasan senjata api milik personel Polri di antaranya, perampasan SMR (senjata mesin ringan) jenis Arsenal di Kabupaten Puncak Jaya pada 2011 yang mengakibatkan satu anggota Brimob Papua tewas. Kemudian, melakukan penembakan dan penyerangan Polsek Pirime pada November 2012 yang mengakibatkan anggota Polri berjumlah tiga orang meninggal dunia.

Onoria Wonda juga pernah melakukan penembakan terhadap mantan Kapolri Jendral (Purn) Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua pada November 2012 ketika menuju Polsek Pirime. [aa/em/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG