Tautan-tautan Akses

Krisis Politik Picu Krisis Keuangan di Lebanon


Setiap hari selama lebih dari sebulan, para demonstran berada di jalan-jalan mengekspresikan kemarahan mereka dan merayakan apa yang mereka sebut "revolusi" mereka di Beirut, Lebanon, 17 November 2019. (Foto: VOA/Heather Murdock)
Setiap hari selama lebih dari sebulan, para demonstran berada di jalan-jalan mengekspresikan kemarahan mereka dan merayakan apa yang mereka sebut "revolusi" mereka di Beirut, Lebanon, 17 November 2019. (Foto: VOA/Heather Murdock)

Lembaga-lembaga keuangan di sejumlah bagian Beirut tempat demonstran berkemah tetap tutup pada pekan ini. Gambar kartun babi dengan mata uang dolar dicat pada dinding di samping grafiti yang menyerukan revolusi.

Di bagian lain kota, bank-bank dengan hati-hati buka kembali, setelah sebagian besar tutup selama lebih dari sebulan sejak demonstrasi anti-korupsi dimulai Oktober lalu.

Lebanon kini berada di ambang kehancuran finansial, menurut pakar ekonomi. Satu-satunya jalan keluar adalah membangun pemerintahan dan mengakhiri kekacauan. Tetapi pimpinan saat ini masih belum sepakat soal perdana menteri atau sesi sidang. Demonstran menuding kekacauan disebabkan korupsi di antara politisi yang itu-itu saja, dan menyatakan demonstrasi akan berlanjut sampai semua mengundurkan diri dan digantikan oleh "teknokrat" yang tidak berpolitik.

Banyak karyawan yang pasrah gajinya dipotong separuh dibandingkan mereka kehilangan pekerjaan, bisnis sepi, dan bank membatasi jumlah uang yang bisa ditarik atau dikirim ke luar negeri. [ka/pp]

XS
SM
MD
LG