Tautan-tautan Akses

Korea Utara Sangkal Ada di Balik Pembunuhan di Malaysia


Wakil Kepala Kepolisian Nasional Malaysia Inspektur Jenderal Noor Rashid Ibrahim (kiri) berbicara di depan layar yang menunjukkan tersangka warga Korea Utara Ri Jong Chol dalam konferensi pers mengenai pembunuhan Kim Jong-nam (19/2). (Reuters/Athit Perawongmetha)
Wakil Kepala Kepolisian Nasional Malaysia Inspektur Jenderal Noor Rashid Ibrahim (kiri) berbicara di depan layar yang menunjukkan tersangka warga Korea Utara Ri Jong Chol dalam konferensi pers mengenai pembunuhan Kim Jong-nam (19/2). (Reuters/Athit Perawongmetha)

Komite Ahli Hukum Korea mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa penyelidikan Malaysia kurang adil dan dipengaruhi oleh pemerintah Korea Selatan.

Korea Utara hari Kamis (23/2) menyangkal bahwa agen-agennya adalah otak di belakang pembunuhan abang tiri pemimpin Kim Jong-un, dengan mengatakan bahwa penyelidikan oleh Malaysia terhadap kematian salah satu warganya itu penuh "lubang dan kontradiksi."

Tanggapan Korea Utara itu muncul sehari setelah kepolisian Malaysia mengatakan mereka mencari dua lagi warga Korea Utara, termasuk sekretaris kedua kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, sehubungan dengan pembunuhan Kim Jong-nam tanggal 13 Februari di bandar udara Malaysia.

Polisi Malaysia tidak secara langsung menunjuk Korea Utara ada di belakang kematian Kim Jong-nam, tapi mereka telah menahan seorang laki-laki Korea Utara yang bekerja di sebuah perusahaan Malaysia serta tiga lagi warga Asia Tenggara, termasuk perempuan Indonesia. Mereka sedang mencari beberapa lagi warga Korea Utara.

Komite Ahli Hukum Korea, sebuah badan hukum yang berafiliasi dengan parlemen Korea Utara, mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa penyelidikan Malaysia kurang adil dan dipengaruhi oleh pemerintah Korea Selatan, yang menyalahkan Pyongyang atas kematian tersebut.

Korea Utara tidak mengakui bahwa pria yang dibunuh itu adalah Kim Jong-nam. Pernyataan hari Kamis menggambarkan pria tersebut hanya sebagai warga negara Korea Utara yang membawa paspor diplomatik.

Pernyataan itu mengatakan Korea Selatan telah "membesar-besarkan" dan berencana untuk membuat Korea Utara dipersalahkan atas pembunuhan itu.

"Tanggung jawab terbesar untuk kematian itu ada di pemerintah Malaysia sebagai karena warga DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea Utara) meninggal di wilayahnya," ujar pernyataan tersebut.

Polisi Malaysia mengatakan Rabu bahwa dua perempuan yang disangka meracuni Kim Jong-nam sampai mati dilatih untuk melapisi tangan mereka dengan bahan kimia beracun dan kemudian mengusapkannya di wajah Kim.

Polisi mengatakan bahan kimia itu masih belum diketahui, tapi bisa membunuh Kim sebelum ia sampai di rumah sakit. [hd]

Recommended

XS
SM
MD
LG