Tautan-tautan Akses

Korban Meninggal Akibat Virus Korona Lampaui 900 Orang


Peringatan tentang wabah virus korona di sebuah cafe di Beijing, China, 10 Februari 2020. Jumlah korban meninggal akibat virus korona dilaporkan telah mencapai 908 orang, Minggu (9/2).
Peringatan tentang wabah virus korona di sebuah cafe di Beijing, China, 10 Februari 2020. Jumlah korban meninggal akibat virus korona dilaporkan telah mencapai 908 orang, Minggu (9/2).

Korban meninggal akibat wabah virus korona di China Daratan telah melampaui 900 orang. Peningkatan jumlah pengidap virus korona di Inggris menyebabkan pemerintah di sana menetapkan virus tersebut sebagai “ancaman serius dan segera” terhadap kesehatan masyarakat.

Sementara itu para pejabat kesehatan China, Minggu (9/2) melaporkan 97 kematian lagi, membuat jumlah korban yang meninggal menjadi 908 orang. Selain itu tercatat 3.062 pasien baru, yang mengubah kecenderungan penurunan selama berhari-hari dan menimbulkan harapan bahwa langkah-langkah untuk mengatasi wabah itu efektif.

Inggris melaporkan empat pasien baru, Senin (10/2), membuat seluruhnya ada delapan orang yang positif tertular virus korona. Menteri Kesehatan Matt Hancock mengeluarkan deklarasi mengenai ancaman terhadap kesehatan masyarakat untuk memberi kewenangan lebih besar kepada pemerintah untuk mengisolasi orang-orang, dalam upaya menahan penyebaran virus tersebut.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, hari Senin mengatakan penyebaran virus korona di antara orang-orang yang tidak pernah melakukan perjalanan ke China bisa menjadi “percikan api yang menjadi lebih besar.”

“Dalam beberapa hari terakhir, kami telah melihat beberapa contoh mengenai penularan dari orang-orang yang tidak memiliki sejarah perjalanan ke China,” katanya, seraya mengutip kasus-kasus baru di Inggris maupun di Perancis.

Tedros mengatakan tim pendahulu para ahli medis WHO tiba di China hari Senin untuk membantu penyelidikan wabah tersebut.

Presiden Amerika Donald Trump mengatakan hari Senin bahwa dia memperkirakan wabah virus korona akan menghilang pada bulan April karena cuaca yang lebih hangat. “Panas, secara umum, membunuh virus semacam ini,” katanya.

Juga hari Senin, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit di Beijing, dan berbicara dengan para pekerja kesehatan dan pasien. Presiden Xi mengenakan masker biru dalam kunjungan ke rumah sakit Ditan Beijing – yang khusus untuk merawat pasien virus korona.

Para pejabat kesehatan China hari Minggu melaporkan 97 kematian lagi, membuat jumlah korban yang meninggal menjadi 908 orang. Selain itu tercatat 3.062 pasien baru, yang mengubah kecenderungan penurunan selama berhari-hari dan menimbulkan harapan bahwa langkah-langkah untuk mengatasi wabah itu efektif.

Di Jepang, sebuah kapal pesiar masih dikarantina di Yokohama bersama dengan 66 pasien baru yang dilaporkan pada hari Senin (10/2), lebih dari dua kali lipat dari pasien yang dilaporkan sebelumnya di kapal itu.

Kapal Diamond Princess diperintahkan untuk tetap diisolasi pekan lalu setelah seorang penumpang yang turun dari kapal di Hong Kong terbukti positif mengidap virus korona dalam tesnya.

Sementara itu jutaan orang masih terkurung di Hubei, provinsi yang menjadi pusat penyebaran wabah virus korona. Warga di sana mulai mengeluhkan tentang kelangkaan bahan makanan.

Pejabat perdagangan Wang Bing, Minggu (9/2) mengatakan tentang minimnya logistik, naiknya harga-harga dan kurangnya tenaga kerja.

“Sulit bagi pasokan pasar untuk mencapai tingkat yang normal,” akunya. Sekarang ini, ujarnya, masih ada pasokan daging babi dan telur untuk lima hari, dan pasokan sayuran untuk tiga hari.

Bank Sentral China menyatakan mulai hari Senin (10/2) akan menyediakan 43 miliar dolar untuk membantu bisnis yang terlibat dalam upaya mengatasi epidemi ini. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG