Tautan-tautan Akses

Anggota Kongres AS Janjikan Tindakan Lebih keras terhadap Iran


Anggota DPR AS dari Partai Republik, Ileana Ros-Lehtinen (kiri) dan Dana Rohrabacher bersiap berbicara di forum OIAC, sebuah kelompok oposisi Iran, di Washington (24/1).
Anggota DPR AS dari Partai Republik, Ileana Ros-Lehtinen (kiri) dan Dana Rohrabacher bersiap berbicara di forum OIAC, sebuah kelompok oposisi Iran, di Washington (24/1).

Anggota Kongres Republik mengimbau perluasan serangkaian sanksi terhadap Korps Pengawal Revolusi Islamis Iran (IRGC) yang tidak menjadi bagian dari perjanjian nuklir.

Sekelompok anggota Kongres Amerika dari kedua fraksi telah memberitahu kelompok oposisi Iran bahwa mereka akan mengupayakan tindakan yang lebih keras terhadap penguasa Islamis Iran sementara Iran menanti apakah Presiden Donald Trump akan melakukan janji-janji kampanyenya untuk bersikap serupa.

Beberapa anggota DPR dari Partai Republik dan Demokrat menyampaikan janji tersebut kepada Organisasi Komunitas Amerika keturunan Iran (OIAC) hari Selasa (24/1).

OIAC yang bersekutu dengan gerakan pembangkang Iran Mujahedin-e Khalq (MEK), diundang oleh anggota Kongres itu untuk berbicara pada pertemuan di gedung Rayburn House di Washington sebagai bagian dari upaya kelompok itu selama bertahun-tahun untuk melobi Kongres.

OIAC mengatakan menganjurkan “pemerintahan demokratis, sekuler dan non nuklir” di Iran. MEK yang memimpin Dewan Penolakan Nasional Iran (NCRI) ingin “menumbangkan” apa yang dikatakannya “kediktatoran agamis” menguasai Iran.

Dalam sebuah pernyataan pada pertemuan itu, direktur politik OIAC, Majid Sadeghpour mengatakan, kelompoknya menantikan untuk bekerjasama dengan Trump dan Kongres untuk membentuk “kebijakan yang sukses” bagi Iran yang disebutnya “bisa dianggap ancaman terbesar bagi keamanan nasional Amerika”.

Trump belum menjabarkan kebijakannya mengenai Iran sejak menjabat 20 Januari. Tapi ketika mencalonkan diri ia mengecam keras Presiden Barack Obama karena bergabung dengan negara-negara besar mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran, dimana Iran setuju untuk menghentikan kegiatan-kegiatan nuklir yang dikhawatirkan negara-negara Barat bisa digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir, sebagai imbalan pengurangan sanksi-sanksi internasional.

Trump mengatakan, perjanjian tahun 2015 itu tidak akan berhasil dan menyebutnya “bencana” serta berjanji untuk membatalkan atau merundingkannya kembali.

Berbicara pada pertemuan OIAC itu, anggota Kongres dari Partai Republik, Ileana Ros-Lehtinen mengimbau perluasan serangkaian sanksi Amerika terhadap Korps Pengawal Revolusi Islamis Iran (IRGC) yang tidak menjadi bagian dari perjanjian nuklir itu.

“Sudah saatnya kita menggunakan alat yang kita ciptakan, memperluas sanksi-sanksi kita sehingga termasuk bisnis dan anak perusahaan yang dikuasai IRGC,” kata Ros-Lehtinen.

“Kita harus menyasar rezim Iran di setiap sudut bukan hanya menegakkan sanksi-sanksi yang sudah terlalu lama diabaikan tapi memperluas cakupannya kapan dan dimana memungkinkan”. [my/al]

XS
SM
MD
LG