Tautan-tautan Akses

Konflik dan Perubahan Iklim Picu Kelaparan Global


Seorang ibu menggendong bayinya yang mengalami malnutrisi akut di sebuah rumah sakit di Taez, Yaman (foto: dok). Konflik berkepanjangan di Yaman berdampak pada jutaan anak-anak di sana.
Seorang ibu menggendong bayinya yang mengalami malnutrisi akut di sebuah rumah sakit di Taez, Yaman (foto: dok). Konflik berkepanjangan di Yaman berdampak pada jutaan anak-anak di sana.

Sebuah laporan baru oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mendapati konflik dan perubahan iklim sebagian besar bertanggung jawab atas meningkatnya kelaparan global.

Lebih dari 800 juta orang di dunia kelaparan. SIPRI melaporkan 60% terjadi di negara yang terimbas konflik. SIPRI mengatakan ketidakstabilan politik dan pengungsian terkait konflik menyebabkan krisis pangan.

Lembaga penelitian yang berbasis di Stockholm itu mengatakan makanan seringkali tidak bisa diakses oleh warga yang terjebak dalam konflik. SIPRI mengatakan pasokan yang terbatas dari komoditas ini menyebabkan harga meningkat, membuat makanan sebagian besar tidak terjangkau.

Perubahan iklim dikatakan memperburuk kemampuan orang untuk mendapatkan cukup makanan. Kelaparan meningkat saat panen dan mata pencaharian di negara-negara miskin dilenyapkan oleh banjir dan kekeringan ekstrem.

Program Pangan Dunia PBB melaporkan Yaman tahun lalu mengalami krisis pangan terburuk disusul Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Ethiopia, Suriah, Sudan, Sudan Selatan, dan Nigeria utara. Juru bicara WFP, Herve Verhoosel mengatakan delapan negara ini merupakan dua pertiga dari semua orang yang menghadapi kelaparan akut.

“Bahkan di daerah-daerah yang terimbas konflik dengan akses terbatas seperti Sudan Selatan dan Yaman, jika kita bisa melakukan pekerjaan dengan aman dan mendapat akses yang konsisten untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan, kita bisa mencegah bentuk-bentuk kelaparan terburuk. Kita sekarang menyaksikan kelaparan karena staf kami tidak bisa menjangkau orang-orang rawan pangan karena ketidakamanan atau akses kami terhambat,” ungkapnya.

Verhoosel menambahkan bahwa lebih dari 113 juta orang di 53 negara menderita kelaparan akut dan sangat membutuhkan bantuan makanan, nutrisi dan bantuan hidup. Ia mengatakan konflik dan rasa tidak aman merupakan penyebab utama kelaparan di 21 negara ini.

WFP adalah badan kemanusiaan terbesar yang memerangi kelaparan. Setiap tahun WFP menyediakan bantuan makanan untuk hampir 90 juta orang di daerah-daerah yang terkena dampak konflik dan bencana alam. (my/al)

XS
SM
MD
LG