Tautan-tautan Akses

Sejumlah Besar Warga Sudan Selatan Terancam Kekurangan Pangan


Seorang petugas kesehatan memeriksa balita yang menderita malnutrisi di Malakal, Sudan Selatan (foto: ilustrasi).
Seorang petugas kesehatan memeriksa balita yang menderita malnutrisi di Malakal, Sudan Selatan (foto: ilustrasi).

Sejumlah besar warga di Sudan Selatan menghadapi kekurangan pangan yang parah. Suatu laporan baru dari pemerintah Sudan dan PBB menyatakan hampir tujuh juta orang, atau lebih dari 60 persen populasi, terancam kekurangan pangan.

Laporan yang dirilis hari Jumat (14/6) itu menyatakan hampir dua juta orang di ambang kelaparan, sembilan bulan setelah perjanjian damai mengakhiri perang saudara selama lima tahun. Laporan itu tidak menyebut-nyebut tentang penetapan bencana kelaparan.

Situasi yang memburuk itu dikaitkan dengan kelangkaan pangan yang kian parah akibat mundurnya musim hujan, krisis ekonomi Sudan Selatan dan dampak bertahun-tahun konflik yang menewaskan hampir 400 ribu orang.

Sejumlah warga Sudan Selatan, termasuk anak-anak, memberitahu Associated Press bahwa mereka makan hanya sekali sehari.

Direktur Program Pangan Dunia (WFP) di Sudan Selatan, Ronald Sibanda, mengatakan, krisis itu bersamaan munculnya dengan musim hujan sekarang ini. “Kita sekarang berlomba melawan waktu dan alam,” ujarnya.

WFP menyatakan telah menempatkan 173 ribu metric ton bahan makanan di berbagai penjuru negara di Afrika Timur, lebih banyak daripada waktu yang bersamaan tahun lalu.

Laporan baru itu menyebutkan 25 kabupaten di Sudan Selatan menghadapi kelaparan parah dengan 21 ribu orang di negara bagian Jonglei, Lakes dan Upper Nile di ambang kelaparan.

Memutus rantai kelaparan bergantung pada antara lain apakah perjanjian damai yang rapuh yang ditandatangani September lalu akan ditegakkan. Meskipun pertempuran mulai surut, bentrokan berlanjut di negara bagian Central Equatoria antara pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok pemberontak yang tidak menandatangani perjanjian perdamaian. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG