Tautan-tautan Akses

Iran: Sikap Trump Soal Perjanjian Nuklir Tak Akan Hambat Investasi Migas Asing


Seorang pegawai perusahaan perminyakan naik sepeda di depan kilang minyak di bagian selatan Teheran, Iran. (Foto: Dok)
Seorang pegawai perusahaan perminyakan naik sepeda di depan kilang minyak di bagian selatan Teheran, Iran. (Foto: Dok)

Perusahaan-perusahaan minyak Eropa dan Asia berada di depan dalam memasuki pasar Iran.

Iran mengatakan sikap garang yang diambil Presiden AS Donald Trump mengenai perjanjian nuklir Iran adalah “gangguan kecil” yang tidak seharusnya mempengaruhi investasi asing pada sektor energi negara itu.

Wakil Menteri Perminyakan Iran, Amir Hossein Zamaninia, menyampaikan komentar itu pada KTT Kemitraan LNG dan Gas CWC Iran yang diselenggarakan di Frankfurt, Jerman.

Iran termasuk di antara negara yang terbukti mempunyai cadangan gas alam terbesar di dunia namun memasok hanya 1 persen dari pasar dunia. Sebagian sanksi Iran dicabut tahun lalu sebagai imbalan atas pengawasan program nuklir negara itu berdasarkan Rencana Tindakan Menyeluruh Bersama (JCPOA). Iran kini mencari investasi asing untuk membangun sektor tersebut.

“Sejauh mengenai industri minyak dan gas serta kredibilitas JCPOA, ini mungkin hanya isu sesaat dan kita akan melewati ketidakpastian akibat dinamika ini di Washington,” kata Zamaninia kepada wartawan hari Rabu (15/2). Ia mengatakan kontrak bernilai US$70 miliar tersedia.

“Sebelum 21 Maret, jumlah tender-tender ini akan dikeluarkan dan dilaksanakan."

Meski demikian, terpilihnya Trump sebagai presiden Amerika membayangi rencana-rencana Iran. Ketika berkampanye Trump berjanji untuk membatalkan perjanjian nuklir yang dirundingkan oleh pemerintahan Obama dan memaksa Iran kembali ke meja perundingan. Hari Rabu, Trump mengulangi kecamannya mengenai perjanjian itu, menyebutnya “perjanjian terburuk yang pernah saya saksikan”.

Bulan ini perusahaan raksasa energi Perancis Total mengatakan akan menunda kepastian investasinya di Iran sampai AS memperbarui keringanan sanksi-sanksinya terhadap Iran pada bulan April atau Mei. Tapi perusahaan-perusahaan minyak Eropa dan Asia berada di depan dalam memasuki pasar Iran.

Raksasa minyak Inggris-Belanda, Shell menandatangani perjanjian awal dengan Iran bulan Desember. Wakil presiden perusahaan itu di Iran, Hans Nijkamp, menegaskan komitmen tersebut hari Rabu dengan mengatakan pada KTT itu, “Jika Shell terlibat di sebuah negara, Shel ingin berada di sana dalam jangka panjang”. [my/al]

XS
SM
MD
LG