Tautan-tautan Akses

Ibu Kota Zimbabwe Waspadai Wabah Kolera


Seorang pasien menerima pengobatan di tempat perawatan darurat untuk penderita penyakit-penyakit yang ditularkan lewat air, seperti salmonella, tipus dan koleran, di Harare, Ibu Kota Zimbabwe, 11 September 2018.
Seorang pasien menerima pengobatan di tempat perawatan darurat untuk penderita penyakit-penyakit yang ditularkan lewat air, seperti salmonella, tipus dan koleran, di Harare, Ibu Kota Zimbabwe, 11 September 2018.

Para pejabat kesehatan Zimbabwe waspada setelah lima orang meninggal tampaknya akibat wabah kolera di Ibu Kota, Harare. Wabah kolera pada 2008 menewaskan 5.000 orang di negara Afrika selatan itu, yang mengalami kesulitan pasokan air bersih dan sanitasi. Kondisi di Indonesia lebih baik dari situasi yang dilaporkan Wartawan VOA Columbus Mavhunga dari Harare.

Lizzy Maupa menggunakan ember untuk mengangkut air yang ia pakai untuk mandi dari bak ke toiletnya.

Maupa mengatakan ia punya bayi berusia empat minggu dan seorang anak berusia tiga tahun, tapi persediaan air di kota itu tak kunjung mengalir selama sebulan.

Jadi ia mengambil air dari sungai terdekat, yang ia rebus untuk air minum. Maupa ekstra hati-hati setelah Departemen Kesehatan Zimbabwe, Kamis (6/9), mengumumkan kolera merebak di bagian kota mereka.

"Saya sudah mendengarnya tadi malam. Jadi saya berusaha menjaga kebersihan agar bisa mengurus anak yang masih kecil. Sulit karena kebutuhan air saya banyak sekali,” kata Maupa.

Menteri Kesehatan Zimbabwe David Parirenyatwa pada Kamis malam mengatakan kepada wartawan, sekitar 40 orang dirawat akibat kolera. Lima lainnya meninggal karena diare dan muntah-muntah, gejala khas penyakit yang ditularkan lewat air.

Selama kunjungan ke kamp sementara untuk pengobatan kolera di Harare, Parirenyatwa memperingatkan orang-orang untuk mencuci tangan mereka dan hanya minum air bersih.

"Ini biasanya masalah air yang terkontaminasi. Orang-orang ini kami duga minum air dari satu atau dua sumur yang sampelnya airnya sudah diambil oleh tim kami,” kata Parirenyatwa.

“Jika terkontaminasi, sumur itu akan dinonaktifkan. Mereka yang dirawat di sini semakin membaik. Seperti biasanya pencegahan adalah kunci jika tidak kita akan mengalami wabah di seluruh negeri," ujarbnya,

Wabah kolera pada 2008 di Zimbabwe berlangsung selama satu tahun dan menewaskan sekitar 5.000 orang.

Wabah tersebut berhenti setelah kelompok-kelompok internasional seperti USAID menyumbangkan obat-obatan dan bahan kimia pengolah air.

Pimpinan Dokter HAM Zimbabwe, Calvin Fambirai, memperingatkan Zimbabwe harus meningkatkan sanitasi mendasar untuk mencegah wabah lebih jauh.

"Kondisi yang menyebabkan penyebaran kolera dan tipus di Zimbabwe belum berubah. Kondisinya lebih buruk dari hari ke hari,“ kata Calvin.

Fambirai mengatakan buruknya kebersihan, kualitas air, dan pembuangan limbah di daerah padat penduduk masih belum terpecahkan. [my]

XS
SM
MD
LG