Tautan-tautan Akses

Hamas Teken Kesepakatan Rekonsiliasi Dengan Fatah


Pejabat Senior Fatah, Azzam al-Ahmad, tengah kanan, dan Perwakilan Hamas', Saleh al-Arouri, tengah kiri, menandatangani perjanjian rekonsiliasi dalam upacara singkat di kompleks Intelijen Mesir di Kairo, Mesir, Kamis, 12 Oktober 2017.
Pejabat Senior Fatah, Azzam al-Ahmad, tengah kanan, dan Perwakilan Hamas', Saleh al-Arouri, tengah kiri, menandatangani perjanjian rekonsiliasi dalam upacara singkat di kompleks Intelijen Mesir di Kairo, Mesir, Kamis, 12 Oktober 2017.

Faksi Hamas Palestina dan pesaingnya Faksi Fatah menandatangani perjanjian di Kairo, Mesir, menandai tercapainya rekonsiliasi politik, setelah putaran-putaran perundingan yang berlangsung sejak perpecahan pada 2007.

Inti dari perjanjian adalah kembalinya kontrol pemerintahan “kesatuan” Palestina atas wilayah Gaza, kata pemimpin perundingan Faksi Fatah, Azzam Ahmed, kepada wartawan setelah acara penandatanganan perjanjian.

Dia mengatakan, kedua belah pihak telah setuju bahwa pemerintahan “kesatuan” Palestina akan menjalankan fungsi resminya secara normal menurut undang-undang.

Pemimpin perudingan Hamas, Salah Azzoury, menegaskan bahwa kedua belah pihak setuju mengakhiri sengketa demi kepentingan masing-masing pihak.

Media Mesir melaporkan bahwa Hamas telah setuju mengalihkan control atas pelintasan perbatasan Rafah kepada pasukan keamanan Pemerintah Otoritas Palestina kesatuan dan Uni Eropa sesuai dengan perjanjian dengan Israel pada 2005.

Sebanyak 3.000 petugas polisi juga akan dikerahkan bersama dengan pasukan Hamas di dalam wilayah ke Gaza. Mesir dan Israel nantinya akan meningkatkan pasokan bahan bakar ke pembangkit listrik utama Gaza untuk mengatasi krisis listrik.

Pejabat Faksi Fatah, Zachariya Agha, mengatakan kepada media Arab bahwa Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas “diharapkan akan mengunjungi Gaza dalam beberapa bulan ke depan,” untuk meresmikan kesepakatan tersebut.

Putaran perundingan selanjutnya antara Fatah dan Hamas diharapkan akan berlangsung di Kairo sebelum akhir Oktober untuk memutuskan logistik pemilihan presiden dan parlemen tahun depan.

Persetujuan itu menyusul keputusan bulan lalu oleh faksi militan Hamas untuk mengijinkan gerakan Fatah yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas mengambil alih kembali kendali atas Gaza.

Hamas telah memerintah jalur Gaza dan penduduknya sebanyak 2 juta orang itu sejak 2007, sejak terjadi perang saudara singkat dengan Fatah. [fw/jm]

XS
SM
MD
LG