Tautan-tautan Akses

Film Kisahkan Perjuangan Perantau Uighur Menjaga Identitasnya


Adegan Aziz Isa Elkun berjalan dengan anak perempuannya di London, dalam film "An Unanswered Telephone Call."
Adegan Aziz Isa Elkun berjalan dengan anak perempuannya di London, dalam film "An Unanswered Telephone Call."

Berjalan menyeberangi jalan-jalan di London pada pagi yang cerah, Aziz Isa Elkun memegang tangan putrinya dan berbicara kepadanya tentang bagaimana rasanya menjadi burung.

Awalnya, para penonton berpikir bahwa mereka hanya menonton adegan biasa dari seorang ayah yang mengobrol dengan putrinya ketika dia mengantarnya ke sekolah. Tetapi percakapan itu segera berubah, menunjukkan bagaimana rasanya ribuan orang Uighur yang tidak dapat "terbang bebas" dan kembali ke tanah air mereka di Xinjiang, China barat laut.

"Lihat, putriku, lihat burung-burung itu," kata produser film itu kepada putrinya dalam, "An Unanswered Telephone Call," sebuah film pendek yang dibuat berdasarkan kisah hidupnya sendiri.

"Mereka terbang bebas di atas pepohonan; mereka tidak tahu perbatasan. Sekarang ini, jika aku menjadi burung, aku akan terbang langsung ke tanah airku," ujarnya.

Adegan berikutnya dari film ini membawa penonton lebih jauh ke perasaan nostalgia yang menyertai sebagian besar para perantau Uighur di luar negeri, karena mereka ingin mengetahui keberadaan orang-orang yang mereka cintai yang masih terkurung di Provinsi Xinjiang, China. [ps/pp]

XS
SM
MD
LG