Tautan-tautan Akses

Demonstrasi Berlanjut di Belarus, Ratusan Ditahan


Para petugas keamanan Belarus menyaksikan para demonstran berdemo menolak hasil pilpres di Minsk, Belarus, Minggu, 22 November 2020. (Foto: Reuters)
Para petugas keamanan Belarus menyaksikan para demonstran berdemo menolak hasil pilpres di Minsk, Belarus, Minggu, 22 November 2020. (Foto: Reuters)

Lebih dari 200 orang ditangkap, kata organisasi hak asasi pada Minggu (22/11), sementara warga Belarus di Minsk terus menuntut agar Presiden Alexander Lukashenko mengundurkan diri.

Ribuan orang turun ke jalan, menuntut Lukashenko mengundurkan diri. Menurut organisasi pengawas HAM, Vesna-96, 205 orang telah ditahan, meskipun aktivis berupaya mendesentralisasikan protes dengan harapan menghindari polisi.

Demonstrasi mingguan dilancarkan sejak hasil pemilihan presiden yang disengketakan pada 9 Agustus. Lukashenko yang sudah lama menjabat, mempertahankan kekuasaan dalam pemungutan suara yang dinilai pengamat internasional sebagai tidak adil dan tidak transparan karena para pemimpin oposisi utama ditahan atau dipaksa mengungsi. Protes tersebut telah menyebabkan lebih dari 7.500 orang ditangkap dan polisi melakukan kekerasan terhadap demonstran.

Protes jalanan kembali mendapat momentum setelah seorang demonstran anti-pemerintah yang berusia 31 tahun, meninggal awal bulan ini. Menurut aktivis, ia dipukuli parah oleh pasukan keamanan dalam aksi demonstrasi.

Lukashenko telah berkuasa 26 tahun dan menolak seruan untuk mundur. Ia mengaku menang besar dalam pemilu, meraih 80 persen suara, meskipun ada klaim yang luas di dalam dan luar negeri bahwa pemungutan suara dicurangi untuk membuatnya tetap berkuasa. [ka/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG