Tautan-tautan Akses

China dan ASEAN Hadapi Pembicaraan Berat tentang Laut China Selatan


Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, tengah, bergandengan dengan menteri-menteri luar negeri ASEAN di pertemuan Menteri ASEAN-AS di Pasay city, Manila, 6 Agustus 2017.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, tengah, bergandengan dengan menteri-menteri luar negeri ASEAN di pertemuan Menteri ASEAN-AS di Pasay city, Manila, 6 Agustus 2017.

China dan 10 negara ASEAN menghadapi perundingan yang berat mengenai aturan tingkah laku untuk menghindarkan bentrokan di Laut China Selatan yang disengketakan, walaupun para pemimpin mereka sebelumnya telah menyepakati untuk membicarakan aturan tersebut.

Para pakar mengatakan Beijing akan menentang penetapan lingkup laut itu, yang membuat aturan tersebut mengikat dan setiap penegakan aturan tersebut yang akan membatasi kegiatan maritim China, sedangkan ASEAN akan meminta rincian tersebut sementara pembicaraan berlangsung. Rencana pembicaraan itu telah berlarut-larut sejak tahun 2002, karena China menolaknya selama sebagian besar 6 tahun yang lewat. Para menteri luar negeri China dan ASEAN menyetujui satu aturan kerangka di Manila hari Minggu.

"Kalaupun aturan tingkah laku dirampuingkan, kita dapat merasa pasti bahwa aturan itu akan dilonggarkan sampai aturan itu tidak merusak kepentingan China di Laut China Selatan," kata Jonathan Spangler, direktur South China Sea Think Thank di Taipei.

China mengklaim lebih dari 90 persen Laut China Selatan seluas 3,5 juta kilometer persegi itu, yang tumpang-tindih dengan wilayah-wilayah yang lebih kecil yang diklaim oleh Brunai, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Aturan Tingkah Laku itu bertujuan untuk menghindarkan kecelakaan atau bentrokan sementara negara-negara yang mempunyai klaim melakukan penangkapan ikan, eksplorasi minyak dan gas atau mengembangkan sebagian dari kira-kira 500 pulau kecil yang ada di sana. [gp]

XS
SM
MD
LG