Tautan-tautan Akses

BNPT: Indonesia Waspada Setelah Kematian Baghdadi


Para petugas keamanan berjaga di gerbang masuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Bogor, 5 Januari 2016. (Foto: Reuters)
Para petugas keamanan berjaga di gerbang masuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Bogor, 5 Januari 2016. (Foto: Reuters)

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan pihaknya tidak akan lengah dalam pemberantasan terorisme di Indonesia. Pernyataan itu menyusul kabar tewasnya pemimpin milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) Abu Bakar al-Baghdadi dalam penyerbuan oleh pasukan Amerika di Suriah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan lembaganya akan tetap berhati-hati dalam menghadapi penyebaran ideologi ISIS. Di samping itu, BNPT akan terus memperhatikan dampak yang berpotensi muncul setelah kematian Baghdadi.

"Kami sudah mendengar itu tapi kita tetap harus tidak boleh menganggap remeh. Kita memperhatikan apa yang akan terjadi setelah itu. Kami harus hati-hati karena itu (tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi) akan berdampak. Sekarang ini semua masalah sifatnya global. Kejadian di Timur Tengah dampaknya ke seluruh dunia, bukan cuma Indonesia," kata Suhardi.

Suhardi menambahkan kematian Baghdadi tidak otomatis melemahkan terorisme karena ideologi teroris tidak akan pernah mati. Karena itu, lanjutnya, BNPT akan terus memantau perkembangan situasi di lapangan. Termasuk akan mengirim tim ke Suriah dan Irak untuk melihat langsung keadaan di lapangan.

Dia mengatakan BNPT akan terus memantau pergerakan sel-sel teroris, termasuk ISIS di Indonesia.

Ketika ditanya apakah ISIS akan membalas dendam terhadap kematian Baghdadi, Suhardi mengaku belum bisa memastikan.

Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar, mengatakan kematian Baghdadi akan berdampak sangat luas. Terutama karena ISIS memberlakukan sistem baiat atau pengangkatan secara personal terhadap Baghdadi. Ketika Baghdadi sudah meninggal, baiatnya tidak bisa dilakukan lagi.

"Jadi tidak bisa ada rekrutmen lagi sampai menunggu ada khalifah baru yang ditunjuk, yang menggantikan Al-Baghdadi tersebut," kata Al Chaidar.

"Kedua, amaliyah-amaliyah baru juga sulit dilakukan karena semua amaliyah berdasarkan baiat juga kepada Al-Baghdadi. Selama belum ada khalifah baru yang diangkat, maka itu akan sulit dilakukan karena pertanggungjawabannya ke mana itu tidak jelas," ujar Al-Chaidar.

BNPT: Indonesia Waspada Setelah Kematian Baghdadi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:59 0:00

Karena itu, Al Chaidar memperkirakan ISIS akan berakhir dan kemungkinan tidak akan ada lagi serangan-serangan teror atas nama ISIS terjadi di Indonesia.

Al-Baghdadi, tambahnya, juga tidak mempersiapkan calon penggantinya. Selain itu, ISIS juga tidak lagi memiliki wilayah kekuasaan sehingga tidak dapat menyelenggarakan pemilihan khalifah yang baru.

Al Chaidar menduga akan lahir kelompok teroris baru karena para pengikut ISIS tidak mau menghilangkan diri. Organisasi baru ini akan dibentuk oleh para pengikut ISIS dan berideologi sama dengan ISIS, yakni ideologi takfiri.

Menurutnya, sejauh ini ada dua wilayah yang sangat berpotensi melanjutkan khilafah ISIS yang sudah hancur di Irak dan Suriah, yakni Filipina Selatan dan Indonesia. Namun hal ini juga belum pasti.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengumumkan kematian pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. Dia menjelaskan Baghdadi tewas karena meledakkan diri saat terpojok ketika diserbu Pasukan Delta di tempat persembunyiannya di Desa Barisya, Provinsi Idlib, Suriah, Sabtu (26/10) lalu. Dia meninggal bersama tiga anaknya. [fw/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG