Arena persaingan bakal calon presiden Partai Demokrat terus berubah. Sementara satu orang mengundurkan diri, satu orang lagi bergabung dengan kelompok yang berharap untuk menggulingkan Presiden Donald Trump dari Gedung Putih tahun depan.
Mantan Wakil Presiden Joe Biden tetap menjadi pesaing utama, tetapi kini menghadapi tantangan yang semakin sengit dari dua senator, Kamala Harris dari California dan Elizabeth Warren dari Massachusetts.
Aktivis liberal dan miliarder Tom Steyer mengumumkan pencalonan dirinya secara resmi dalam rekaman video kampanye.“Nama saya, Tom Steyer dan saya mencalonkan diri sebagai presiden.”
Tom Steyer telah lama menganjurkan pemakzulan Presiden Donald Trump, isu yang terus memecah belah Partai Demokrat.
Bahkan selagi Tom Steyer memasuki arena kontes, anggota Kongres dari California Eric Swalwell menjadi orang pertama yang secara resmi keluar dari arena pencalonan presiden yang penuh sesak itu.
“Ini adalah lapangan yang penuh orang berbakat, dan itu merupakan salah satu tantangan bagi kami. Anda memiliki banyak saingan kelas berat dan di situ akan semakin rumit dan saya berharap sekarang menjadi warga yang menyaksikan debat,” kata Eric.
Eric Swalwell ikut serta dalam debat pertama Partai Demokrat yang ditayangkan oleh jaringan televisi NBC dan menyerang unggulan terdepan, Joe Biden.
Dalam debat itu dia menyatakan, "Joe Biden benar ketika 32 tahun yang lalu dia mengatakan sudah waktunya bagi generasi terdahulu untuk menyerahkan obor kepada generasi baru. Pernyataan itu hingga kini masih benar."
Biden tetap menjadi kandidat terdepan Partai Demokrat meskipun penampilannya tidak mulus dalam debat pertama.
Mantan wakil presiden itu kini menghadapi tantangan kuat dari Senator Kamala Harris dari California dan Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts, keduanya mendapat peningkatan dukungan dalam jajak pendapat dari penampilan mereka dalam debat itu.
Partai Demokrat baru akan memulai proses pemungutan suara untuk memilih calon presiden dalam pemilu 2020 sampai kaukus di Iowa pada bulan Februari.
Itu berarti masih banyak waktu bagi para kontestan untuk saling menjatuhkan dan menabur perpecahan dalam partai, kata Larry Sabato, guru besar ilmu politik di University of Virginia.
Partai Demokrat mengadakan debat berikutnya di Detroit, Michigan, pada akhir bulan ini. [lt/uh]
