Tautan-tautan Akses

Arab Saudi Tembak Jatuh Rudal Pemberontak Yaman


Bangunan dan gedung-gedung pencakar langit di Riyadh, Saudi Arabia, 18 Desember 2017.
Bangunan dan gedung-gedung pencakar langit di Riyadh, Saudi Arabia, 18 Desember 2017.

Arab Saudi hari Selasa (19/12) mengatakan telah mencegat rudal yang ditembakkan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, katanya rudal itu ditujukan ke istana Raja Salman di Riyadh.

Pertahanan udara Arab Saudi menembak jatuh rudal balistik yang diarahkan ke Riyadh oleh kelompok milisi Houthi Yaman. Arab Saudi dan Amerika telah menuduh Iran memasok teknologi rudal balistik kepada pembrontak Houthi.

Video amatir menunjukkan rudal Saudi Patriot generasi keempat ditembakkan ke rudal balistik yang mendekat, kemudian meledakkannya di angkasa ibukota Riyadh. Puing-puing rudal lain yang ditembakkan dari Yaman mendarat dekat Bandara internasional Riyadh November lalu.

Stasiun televisi Houthi, Al Masirah, mengatakan rudal itu dimaksudkan menyerang para petinggi Arab Saudi yang sedang berkumpul di istana al-Yamama di Riyadh. Raja Arab Saudi Salman sedang rapat dengan menteri-menterinya hari Senin (18/12) untuk membahas keuangan kerajaan tersebut.

Stasiun televisi Arab Saudi, Al Arabiya, melaporkan rudal Patriots, yang mampu memantau 50 ancaman sekaligus, bisa mendeteksi rudal yang mendekat dari jarak 80 kilometer.

Analis Timur Tengah Mustapha al A'ani dari Gulf Research Center mengatakan kepada al Arabiya, orang-orang Houthi "tidak memiliki keahlian menyatukan bagian-bagian rudal, juga tidak memiliki keahlian untuk menembakkannya." Ia menuduh 250 pakar dari Iran membantu program rudal orang-orang Houthi.

Media Arab berulang kali menuduh Iran menyelundupkan senjata ke milisi Houthi dari pelabuhan Bandar Abbas, melintasi Teluk Persia. Mustapha al A'ani menuduh orang-orang Houthi menggunakan rudal buatan Iran "Zilzal 3," dan "Qiam 1" untuk menyerang Arab Saudi.

Kepada VOA, Profesor Hilal Khashan dari American University of Beirut mempertanyakan apakah rudal balistik yang digunakan dalam serangan baru-baru ini berasal dari Iran.

"Orang-orang Iran sebisa mungkin mendukung orang-orang Houthi, tetapi milisi Houthi berhasil merebut persenjataan militer mantan Presiden Yaman Ali Abdallah Saleh, terutama setelah jatuhnya Sanaa dan kegagalan kudeta baru-baru ini. Mereka merebut sejumlah besar senjata, termasuk rudal SCUD," kata Khashan.

Khashan berpendapat, "kemungkinan Iran meningkatkan rudal itu," dan ia percaya orang-orang Houthi mungkin memiliki "sampai 500 rudal SCUD dalam gudang senjata mereka." Menurut al Arabiya, orang-orang Houthi telah menembakkan hampir 100 rudal balistik ke wilayah Arab Saudi dalam tahun ini.

Iran mendukung pemberontak Houthi, tetapi membantah telah memasok senjata kepada mereka. Iran juga mengecam Arab Saudi atas kampanye militernya di Yaman dan apa yang disebutnya “melakukan gertakan dan gangguan keamanan kawasan.”

Houthi menguasai ibukota Yaman, Sana'a, pada akhir 2014, mendorong presiden negara yang diakui secara internasional, Abdu Rabu Mansour Hadi, untuk melarikan diri ke Arab Saudi. Koalisi pimpinan Saudi melancarkan serangan untuk membela pemerintahan Hadi, dan konflik keseluruhan telah memakan sejumlah korban kemanusiaan dari warga sipil negara itu.

PBB, Selasa (19/12) mengatakan pihaknya telah memverifikasi serangan udara yang menewaskan 136 warga sipil dan non-kombatan pada paruh pertama bulan Desember, dan bahwa sejak konflik dimulai, PBB telah mendokumentasikan 5.558 warga sipil terbunuh dan 9.000 terluka.

Juru bicara PBB Rupert Colville mendesak semua pihak agar menghormati kewajiban berdasarkan hukum internasional untuk melindungi warga sipil. [ka/jm]

XS
SM
MD
LG