Tautan-tautan Akses

Aktivisme Baru Atlet AS Untuk Melawan Ketidakadilan Sosial


Seorang pria mengenakan seragam mantan gelandang NFL Colin Kaepernick menjelang protes Black Lives Matter di Forbury Gardens di Reading, Inggris, 13 Juni 2020. (Foto: REUTERS/Paul Childs)
Seorang pria mengenakan seragam mantan gelandang NFL Colin Kaepernick menjelang protes Black Lives Matter di Forbury Gardens di Reading, Inggris, 13 Juni 2020. (Foto: REUTERS/Paul Childs)

Empat tahun setelah atlet sepak bola Amerika, Colin Kaepernick, melakukan aksi protes anti-rasisme dengan berlutut di upacara pra-pertandingan NFL, seluruh atlet sepak bola Amerika bersatu untuk membuat perubahan nyata dalam isu rasisme sistemik di Amerika. Aksi yang sempat dicemooh itu kini justru dilakukan para pemain untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap masalah keadilan sosial tersebut.

Pemain bertahan tim sepak bola Amerika Serikat, Houston Texans, Michael Thomas, mengatakan bahwa ia meyakini era baru aktivisme atlet tengah berlangsung, empat tahun setelah aksi protes anti-rasisme yang dilakukan atlet baseball Colin Kaepernick di lapangan. Saat itu, Thomas mengambil keputusan berisiko untuk berlutut – alih-alih berdiri – ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat berkumandang sebelum pertandingan dimulai, persis seperti dilakukan Kaepernick.

Colin Kaepernick terlihat di acara pelatihan khusus yang dibuat oleh Kaepernick untuk memberikan akses yang lebih besar kepada pramuka, media, dan publik, di Charles. Sekolah Menengah R. Drew di Riverdale, Georgia, AS, 16 November 2019. (Foto: REUTERS)
Colin Kaepernick terlihat di acara pelatihan khusus yang dibuat oleh Kaepernick untuk memberikan akses yang lebih besar kepada pramuka, media, dan publik, di Charles. Sekolah Menengah R. Drew di Riverdale, Georgia, AS, 16 November 2019. (Foto: REUTERS)

Bersama sejumlah pemain sepak bola lainnya, Thomas termasuk di antara yang pertama mendukung aksi protes Kaepernick tahun 2016 lalu, beberapa minggu setelah aparat kepolisian membunuh dua warga kulit hitam Amerika, Alton Sterling di Lousiana dan Philando Castile di Minnesota.

Thomas dan pengunjuk rasa lain dicemooh banyak penggemar, penyiar dan pejabat publik – termasuk Presiden Donald Trump, yang setahun setelahnya mengatakan bahwa pemain NFL yang berlutut saat lagu nasional dinyanyikan adalah “bajingan.”

Tak ada satupun tim NFL yang merekrut Kaepernick setelah masa kontraknya habis pada Maret 2017. Pada akhirnya, ia mengajukan pengaduan kolusi terhadap liga.

Thomas mengatakan unjuk rasa itu mengubah lintasan karier para pemain itu, tetapi sekarang, atlet di seluruh Amerika Utara justru meneruskan aksi protes tersebut.

Seorang pengunjuk rasa mengenakan kaos dengan gambar Colin Kaepernick selama protes terhadap kebrutalan polisi dan ketidaksetaraan rasial setelah kematian George Floyd, di Inglewood, California, AS, 11 Juni 2020. (Foto: Reuters)
Seorang pengunjuk rasa mengenakan kaos dengan gambar Colin Kaepernick selama protes terhadap kebrutalan polisi dan ketidaksetaraan rasial setelah kematian George Floyd, di Inglewood, California, AS, 11 Juni 2020. (Foto: Reuters)

Asosiasi Bola Basket Nasional, NBA, dan Asosiasi Bola Basket Nasional Perempuan, WNBA, sama-sama melakukan mogok singkat bulan lalu setelah polisi menembak Jacob Blake, pria kulit hitam berusia 29 tahun, di depan ketiga anaknya di Kenosha, Wisconsin.

“Saya rasa sekarang, lihatlah liga kami, saya rasa mereka siap menerima bahwa kami memiliki suara dan platform, dan mungkin peran kami lebih besar dan (kami) mencoba menggunakan platform itu untuk mencoba menciptakan perubahan nyata dan mengadvokasi hal itu," kata Thomas dalam wawancara dengen Reuters.

"Saya rasa liga kami akhirnya bisa mengakui bahwa cara mereka menangani situasi di tahun 2016 dan 2017 itu salah, bagaimana mereka menangani Colin Kaepernick, Eric (Reid), saya, dan lainnya yang berlutut (saat itu) dengan salah. Dan mereka ingin berada di sisi yang benar dalam sejarah (nantinya)," lanjutnya.

Aktivisme Baru Atlet AS Untuk Melawan Ketidakadilan Sosial
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:55 0:00

Mereka, kata Thomas, ingin berusaha mencoba memperjuangkan perubahan nyata, perubahan yang bisa dilakukan. Ia merasa para pemain mengerti bahwa itu semua tidak bisa hanya sebatas di bibir saja.

"Perubahan itu tidak bisa lagi hanya sekadar menulis cek atau mengeluarkan pernyataan hampa seperti, ‘oh, ya, kami ingin keadilan untuk semua’ atau ‘akhiri rasisme’. Tidak, ayo kita ambil langkah-langkah untuk perubahan yang nyata," tukasnya.

Seorang pengunjuk rasa memegang foto Colin Kaepernick untuk mendukung pemain NFL yang "berlutut" sebelum kickoff dan selama Lagu Kebangsaan memprotes kekerasan polisi, California, AS, 1 Oktober, 2017. (Foto: REUTERS/Danny Moloshok)
Seorang pengunjuk rasa memegang foto Colin Kaepernick untuk mendukung pemain NFL yang "berlutut" sebelum kickoff dan selama Lagu Kebangsaan memprotes kekerasan polisi, California, AS, 1 Oktober, 2017. (Foto: REUTERS/Danny Moloshok)

Melalui perusahaan pakaiannya, Thomas bekerja sama dengan Asosiasi Pemain NFL, memproduksi kaus bagi seluruh pemain NFL untuk dikenakan di lapangan sebelum pekan pertama pertandingan dimulai. Kaus itu disablon dengan kalimat: “Ketidakadilan terhadap salah satu dari kami adalah ketidakadilan bagi kami semua.”

Meskipun ia sadar bahwa helaian kaus tidak akan memperbaiki masalah rasisme sistemik, Thomas kagum atas perubahan para pemain sejak NFL pertama kali bergulat dengan aktivisme Colin Kaepernick di lapangan

Salah satu laga NFL.Titans Logan Ryan (26) mematahkan operan yang ditujukan untuk penerima lebar New Orleans Saints Michael Thomas (13) selama babak pertama di Nissan Stadium, 22 Des 2019 (Christopher Hanewinckel-USA TODAY Sports via Reuters)
Salah satu laga NFL.Titans Logan Ryan (26) mematahkan operan yang ditujukan untuk penerima lebar New Orleans Saints Michael Thomas (13) selama babak pertama di Nissan Stadium, 22 Des 2019 (Christopher Hanewinckel-USA TODAY Sports via Reuters)

“Akan tetapi bagi mereka yang mungkin meminta kami untuk hanya fokus ke dunia olahraga – karena ada orang-orang yang melihat kami sebagai objek pelarian dari dunia nyata, mereka hanya ingin kami para pemain untuk menghibur mereka – mereka harus paham bahwa ketika kami melepas helm, ketika para pemain meninggalkan lapangan, atau ketika mereka meninggalkan ruang loker, apabila mereka adalah warga Amerika keturunan Afrika, orang kulit berwarna, kami mengakui segala sesuatu yang terjadi di negara ini. Dan kami tidak bisa begitu saja tak memedulikannya," papar Thomas.

Seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, para pemain dan pelatih NFL memiliki cara berbeda untuk berunjuk rasa menuntut keadilan sosial dalam acara pra-pertandingan untuk membuka musim 2020 pertengahan September lalu. Beberapa berlutut, beberapa lainnya berdiri, sementara sisanya memilih untuk tidak hadir ketika lagu kebangsaan AS dikumandangkan.

Atlet klub The Minnesota Vikings saling bergandengan tangan sekitar setengah jam sebelum pertandingan lawan Green Bay dalam rekaman penampilan lagu “Lift Every Voice and Sing,” setelah sembilan anggota keluarga mendiang George Floyd yang hadir di lokasi disorot dalam video. Mereka di antaranya tiga saudara laki-laki dan satu saudara perempuan Floyd, pria kulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih lutut polisi selama delapan menit saat dalam penahanan 25 Mei lalu di lokasi yang berjarak sekitar 4 kilometer dari stadion tempat pertandingan diselenggarakan.

Di Jacksonville, pelatih Colts Frank Reich berlutut saat lagu kebangsaan dinyanyikan, satu-satunya yang melakukannya di tepi lapangan. Sementara klub The Jaguars tidak keluar dari ruang loker.

Sementara di lokasi lain, klub Bills maupun Jets tidak turun ke lapangan saat lagu kebangsaan “Star Spangled Banner” dibawakan di lapangan. [rd/jm/ft]

XS
SM
MD
LG