Tautan-tautan Akses

Protes di Amerika Guncang Industri Media dan Hiburan


Pemimpin redaksi majalah mode "Vogue", Anna Wintour harus minta maaf.
Pemimpin redaksi majalah mode "Vogue", Anna Wintour harus minta maaf.

Protes di Amerika yang dipicu kematian laki-laki kulit hitam, George Floyd, ketika dalam tahanan polisi, meluas dan berkembang menjadi tentangan terhadap kebrutalan polisi dan rasisme yang sistemik. Tuntutan pemrotes bergema di seluruh industri media, hiburan, dan olahraga.

Pemimpin redaksi majalah Vogue, Anna Wintour, mendapat sorotan terkait tuduhan rasisme di majalah mode itu.

Wintour kemudian meminta maaf, dan mengakui bahwa dia tidak berbuat cukup untuk mendengar suara stafnya yang kulit hitam, ketika menerbitkan gambar dan tulisan yang secara ras dan budaya “menyakitkan atau tidak toleran”.

Mantan redaktur khusus Vogue Andre Leon Tally mengatakan, "Dia berhak, dan menurut saya dia tidak akan membiarkan apa pun menghalangi hak istimewanya sebagai orang kulit putih."

Kritik datang setelah Wintour, yang telah memimpin Vogue lebih dari 30 tahun, mengirim email kepada karyawan dan antara lain menulis, “tidak mudah bagi orang kulit hitam menjadi karyawan di Vogue dan jumlah kalian sangat sedikit. Saya tahu, tidak cukup untuk mengatakan kita akan melakukan lebih baik, tetapi kita akan memperbaiki situasi itu."

Darnell Hunt adalah dekan Fakultas Sastra dan Sains University of California Los Angeles (UCLA). “Menurut saya, sudah terlalu lama, kita terbiasa pada cerita yang disampaikan dan gambar yang disebarkan dengan cara yang tidak mengedepankan agenda orang kulit berwarna dan kelompok lain yang terpinggirkan di negara ini. Jadi, menurut saya, orang-orang itu turun ke jalan-jalan di seluruh negara ini, bukan hanya orang-orang kulit berwarna, tetapi juga orang-orang lain yang muak dan menyadari bahwa kita telah mencapai momen kritis ini. Saatnya kini bagi orang untuk melangkah dan berbuat sesuatu yang berarti atau menyingkir," ujarnya.

Sebagian orang mulai mendengar. Majalah Harper's Bazaar, untuk pertama kali dalam 153 tahun sejarah majalah itu, akan segera memiliki pemimpin redaksi kulit hitam.

PepsiCo tidak akan lagi memasang Aunt Jemima sebagai merek tepung pembuat pancake dan sirup, yang sudah ada selama 131 tahun. Perusahaan itu mengakui asal-usul karakter Aunt Jemima "didasarkan pada stereotip rasial."

Perusahaan Amerika itu juga mengumumkan prakarsa lima tahun bernilai 400 juta dolar "untuk memberdayakan komunitas kulit hitam dan meningkatkan keterwakilan kulit hitam," dalam jajarannya.

Dalam olahraga, Komisaris Liga Sepakbola Nasional Amerika atau futbol Roger Goodell, yang pekan lalu meminta maaf kepada para pemain karena tidak cepat mendengar keprihatinan mereka akan rasisme, menyiapkan dana 250 juta dolar untuk mengatasi masalah ini selama 10 tahun ke depan.

"Kami, Liga Futbol Nasional, mengutuk rasisme dan penindasan yang sistematis terhadap orang-orang kulit hitam," kata Goodell.

Dalam industri pertelevisian dan perfilman, pemecatan empat pemeran reality show "Vanderpump Rules," pengumuman orang kulit hitam pertama dalam acara pencarian jodoh "The Bachelor," serta tekad keragaman dan inklusi oleh Academy of Motion Pictures Arts and Sciences menunjukkan kesadaran baru seputar ras dan janji untuk berbuat lebih baik.[ka/ii]

XS
SM
MD
LG