Tautan-tautan Akses

Akibat ‘Shutdown’, Washington Jadi Kota Hantu


Seorang pria bermain ski ke arah Gedung Capitol pada hari ke-24 penutupan kegiatan pemerintah AS di Washington D.C.,14 Januari 2019. (Foto: Reuters)
Seorang pria bermain ski ke arah Gedung Capitol pada hari ke-24 penutupan kegiatan pemerintah AS di Washington D.C.,14 Januari 2019. (Foto: Reuters)

Hotel-hotel di Washington telah mengosongkan seluruh lantainya. Restoran-restoran mempertimbangkan untuk mengambil pinjaman bank agar bisa tetap beroperasi.

Telepon-telepon di biro-biro perjalanan pun telah berhenti berdering.

Di ibu kota negara, tempat lebih dari 20 juta wisatawan yang biasanya berkunjung, penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS telah mengancam bisnis wisata yang bergantung pada pegawai pemerintahan dan daya tarik monumen pemerintahan dan museum.

“Rasanya seperti seharusnya telepon ini terus berdering,” kata Adam Plescia, pemilik Custom Tour of DC. “Saya pikir orang-orang khawatir untuk memesan dalam waktu dekat.”

Januari sebenarnya adalah bulan yang sepi bagi pariwisata di DC, ketenangan antara musim liburan dan festival bunga sakura pada Maret.

Tapi keheningan tahun ini sungguh memekakan telinga, karena penutupan sebagian kegiatan pemerintah sudah memasuki hari ke-26 yang terjadi karena tuntutan dana $5,7 miliar dari Presiden AS Donald Trump untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Tujuh belas museum Smithsonian yang berada di kota telah ditutup. Gedung Putih tertutup bagi wisatawan. Monumen terbuka di National Mall, meski masih dapat diakses, namun mungkin kurang menarik di tengah pemandangan sampah yang menumpuk di tempat-tempat sampah dan berserakan karena belum dibersihkan oleh Layanan Taman Nasional sejak dirumahkan.

Salah satu museum Smithsonian yang tutup akibat penutupan sebagian kegiatan pemerintah, 4 Januari 2019 di Washington.
Salah satu museum Smithsonian yang tutup akibat penutupan sebagian kegiatan pemerintah, 4 Januari 2019 di Washington.

Yohannes Zekele pemilik Washington DC Legend Tours berkata ia belum menerima panggilan untuk pemesanan tur dalam beberapa hari.
Dia sering memberikan tur kepada pelobi atau orang-orang profesional yang mengunjungi ibu kota untuk konferensi. Tetapi alasan untuk berkunjung semakin sedikit ditambah dengan banyaknya agen federal yang tutup.

“Dampaknya besar,” kata Zekele.

Yang pasti, penutupan itu tidak membuat semua wisatawan enggan berkunjung. Tetapi setidaknya beberapa dari mereka yang datang ke ibu kota merasa kecewa.

Sharmayne Whitter, seorang guru berusia 38 tahun dari Birmingham, Inggris, menerobos cuaca musim dingin untuk mengambil foto dengan seorang temannya di luar Gedung Putih.

Washington adalah perhentian terakhir dari 4 minggu perjalanannya di sepanjang Pantai timur yang telah ia rencanakan sebelum ia mengetahui tentang penutupan itu. Whitter mengatakan ia menyalahkan Trump atas peluang melihat beberapa destinasi yang terlewatkan.

“Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup, jadi dia agak membatasi kesempatan kami untuk menikmati keindahan Amerika sebagaimana mestinya,” kata Whitter.

Gedung Capitol tampak dari balik tumpukan salju di Washington, 16 Januari 2019.
Gedung Capitol tampak dari balik tumpukan salju di Washington, 16 Januari 2019.

Restoran setempat telah melihat adanya “penurunan drastis” dalam bisnis mereka karena lebih sedikit wisatawan dan pekerja yang cuti memilih untuk tidak makan, menurut Kathy Hollinger, Presiden dan CEO Asosiasi Restoran Metropolitan Washington (RAMW).

“Dalam upaya untuk tidak menutup restoran sepenuhnya, kami harus mengurangi jam kerja, shift, dan beberapa mempertimbangkan untuk buka kurang dari satu hari dalam seminggu, karena tidak ada bisnis yang cukup,” kata Hollinger dalam sebuah pernyataan.

Komunitas restoran setempat telah mengalami penurunan penjualan rata-rata 20 persen selama penutupan dengan beberapa restoran melaporkan penurunan sebanyak 60 persen, kata Hollinger.

Menurut survei Asosiasi Restoran, beberapa lembaga restoran telah mempertimbangkan untuk mengambil pinjaman dan beberapa hotel harus mengosongkan seluruh lantainya.

Temuan baru organisasi pemasaran pariwisata independen Destination DC menunjukkan tingkat hunian hotel turun lebih dari 8 persen pada pada pekan 30 Desember hingga 5 Januari, dibandingkan dengan minggu yang sama tahun lalu.

Destination DC menyusun statistik kunjungan setiap tahun, sehingga terlalu dini untuk mengukur seberapa besar pengaruh shutdown telah mempengaruhi industri pariwisata lokal, kata juru bicara Destination DC Danielle Davis.

Pada 2017, 22.8 juta wisatawan mengunjungi Washington dan menghabiskan $ 7,5 miliar. [er/ft]

XS
SM
MD
LG