Tautan-tautan Akses

Belajar dari Rumah Lewat TVRI


Gedung TVRI. (Foto: Courtesy/Website TVRI)
Gedung TVRI. (Foto: Courtesy/Website TVRI)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program Belajar dari Rumah melalui lembaga penyiaran publik TVRI. Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses internet agar bisa tetap bisa belajar dari rumah.

Untuk mencegah terus meluasnya perebakan virus corona, pemerintah memutuskan menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah dan melakukannya secara online. Namun kegiatan seperti itu tidak berjalan baik di sejumlah tempat karena berbagai kendala geografis dan teknis. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan TVRI, meluncurkan program belajar dari rumah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan kerjasama tersebut dilakukan untuk membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan pada akses internet –karena kondisi ekonomi maupun letak geografis– bisa menjalankan kegiatan belajar di rumah.

Nadiem menyadari saat ini masih banyak sekolah di daerah tidak memiliki akses internet, kesulitan menggunakan teknologi hingga keterbatasan dana untuk kuota internet.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. (Foto: Reuters)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. (Foto: Reuters)

“Diharapkan, Program Belajar dari Rumah ini dapat memperluas akses layanan pendidikan bagi masyarakat di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang memiliki keterbatasan akses internet maupun keterbatasan ekonomi," ujar Nadiem Makarim.

Lembaga penyiaran publik TVRI akan menyiarkan program belajar dari rumah selama kurang lebih tiga bulan, dengan program materi belajar untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), pelajaran umum dan parenting.

Pelaksana Harian Direktur Program dan Berita TVRI Usrin Usman menjelaskan Program Belajar dari Rumah melalui tayangan di TVRI akan dimulai pada Senin (13/4) pada pukul 8 pagi hingga 23.00 atau (11 malam), dengan diselingi program-program TVRI.

Selain diisi oleh dengan program pembelajaran untuk semua jenjang lanjutnya belajar dari rumah juga akan menyajikan program bimbingan orangtua dan guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan.

Menurut Usrin, konten pembelajaran yang disajikan fokus pada peningkatan literasi, numerasi, penumbuhan karakter dan kecakapan hidup peserta didik yang disampaikan secara ringan dan menghibur. Kemendikbud, tambahnya, juga akan memantau dan mengevaluasi mengenai program ini bersama dengan lembaga non-pemerintah.

Solidaritas dan gotong royong, kata Usrin, menjadi kunci dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Kemendikbud terbuka bekerjasama dan berkolaborasi mendukung penyelenggaraan pendidikan dimasa darurat ini.

"Untuk masyarakat Indonesia, terutama anak didik kita, penayangan jam pendidikan melalui layar TVRI, kerjasama TVRI dengan Kemendikbud itu akan dilakukan sejak Senin sampai dengan Jumat. Jam 8-8.30 adalah materi PAUD, kemudian 8.30-9.00 untuk kelas I sampai kelas III SD, kemudian pukul 10.00-10.30 adalah untuk kelas 4 dan kelas 6. Jam 10.30-11.00 pelajaran untuk SMP, Kemudian 14.00-14.30 SMA, 14.30-15.00 pengasuhan dan pendidikan anak untuk orang tua dan guru” jelas Usrin.

Pengamat Pendidikan Puji Kebijakan yang Melibatkan TVRI

Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menilai kebijakan belajar dari rumah melalui layar TVRI merupakan sesuatu yang bagus karena hampir sebagian masyarakat Indonesia bisa mengakses TVRI.

Ryuben (6) belajar matematika di rumahnya di Kutai Kartanegara, tanpa harus memakai baju. (Foto: PHI via Ellen)
Ryuben (6) belajar matematika di rumahnya di Kutai Kartanegara, tanpa harus memakai baju. (Foto: PHI via Ellen)

Pembelajaran daring seperti dalam surat edaran saja, kata Doni, banyak anak-anak Indonesia yang tidak bisa belajar dan mungkin banyak guru yang juga bingung cara mengajarkannya jika di daerah itu hanya ada listrik dan televisi.

“Jadi sebagai salah satu cara untuk tetap memberikan pengalaman belajar pada peserta didik selama masa Covid-19 ini karena tidak semua memiliki jaringan internet," kata Doni.

Yang jadi masalah, lanjutnya, adalah bagi mereka yang di pedalaman sehingga memiliki keterbatasan, yaitu tidak ada listrik dan juga televisi.

"Perlu ada solusi untuk daerah-daerah seperti itu. Selama ini untuk mereka yang tidak memiliki internet atau katakan tidak punya handphone, bisa tetap belajar kalau ada siaran televisi, karena telivisi ini bisa diakses seluruh Indonesia,” ujar Doni.

Doni menambahkan di masa wabah Covid-19 ini, apapun sarana yang bisa digunakan perlu dipakai untuk menjaga anak-anak tetap belajar dan memiliki pengalaman belajar di rumah. [fw/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG