Jaring Bakat Terbaik Anak Indonesia, Pemerintah akan Bentuk Badan Talenta Nasional di 2020

Anak-anak Indonesia ikut serta dalam acara parade di Pulau Bali (foto: ilustrasi).

Generasi penerus bangsa penuh dengan bakat-bakat yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Guna mengembangkan bakat tersebut, negara akan hadir dengan membentuk badan talenta nasional.

Begitu banyak bakat-bakat dan prestasi pemuda dan pemudi di tanah air. Namun, sering kali bakat atau prestasi tersebut luput dari perhatian pemerintah, sehingga mayoritas bakat itu tidak berkembang, sehingga tidak sedikit anak-anak muda berprestasi dibajak perusahaan-perusahaan di luar negeri.

Melihat fenomena tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan saat ini pihaknya bekerja sama dengan Bappenas, merancang manajemen talenta nasional, untuk mengembangkan dan mengelola talenta terbaik dari berbagai sektor secara sistematis dan terorganisir.

Manajemen talenta tersebut diharapkan menghasilkan anak-anak Indonesia dengan masing-masing bakat yang hebat dan akan dikelola juga “dikapitalisasi” oleh negara. Hal tersebut, kata Moeldoko, sejalan dengan fokus pemerintah yaitu SDM Unggul dan Indonesia maju.

BACA JUGA: Komik Bahasa Daerah Karya Mahasiswi di Medan yang Mendunia

Menurutnya, sudah pasti bakat generasi penerus bangsa ini akan bisa mendongkrak pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain itu, ia yakin anak-anak tersebut nantinya akan bisa bersaing secara global dengan anak-anak dari negara maju lainnya.

“Target jangka panjangnya, tadi saya katakan, bahwa melalui talenta dari berbagai bidang ini nanti bisa me-leverage jadi faktor pengungkit satu upaya pertumbuhan ekonomi karena daripada nanti anak-anak hebat kita yang punya intelektual dibajak terus, kan mending kita besarkan di Indonesia, nanti akan tumbuh start up baru yang jumlahnya semakin besar,” ungkap Moeldoko di Jakarta, Kamis (22/8).

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Bapennas Bambang Brodjonegoro, beserta para talenta/anak muda berbakat Indonesia dalam sebuah acara diskusi pembentukan badan manajemen talenta nasional, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (22/8) (Foto: VOA/Ghita).

Badan manajemen talenta ditargetkan akan terbentuk pada tahun 2020. Meski begitu, Moeldoko belum secara spesifik menjelaskan akan seperti apa badan yang akan menjaring bakat terbaik anak muda itu nantinya. Hingga saat ini pihaknya masih mematangkan desain dan konsepnya.

“Sedang kita kaji. Ada alternatif-alternatif ya, bisa dibentuk satu badan talenta nasional, bisa juga nanti bersifat ad hoc atau ditempelkan di salah satu organisasi, kita sedang kaji mana yang lebih tepat, kita komunikasikan dengan Menpan RB dengan Pak Bambang Brodjo (Bappenas) mana yang lebih tepat,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, yang tidak kalah penting dari manajemen talenta nasional ini, pemerintah harus memperhatikan kelangsungan hidup setelah nantinya bakat-bakat tersebut menurun seiring bertambahnya usia atau pensiun.

BACA JUGA: Rizka Ramli: "Untuk Melawan Diam, Jangan Diam"

Ia mencontohkan, atlet. Banyak atlet Indonesia yang pada masa pensiun hidup dalam keprihatinan dan tidak diperhatikan negara. Padahal, para atlet sudah menyumbang medali emas bagi negara. Maka dari itu, ia mengharapkan di manajemen talenta nasional ini nantinya, juga memikirkan keberlangsungan bakat-bakat anak muda Indonesia ini, misalnya memberi beasiswa pendidikan di perguruan tinggi bagi para atlet sehingga, bagi atlet yang sudah pensiun, bisa memiliki keterampilan yang berbeda untuk menyambung hidup.

“Yang paling penting adalah bukan institusinya, tapi bagaimana talent-talent itu bisa diperhatikan satu per satu dan dikawal benar perkembangannya, dia mengikuti pendidikan di institusi yang terbaik kemudian bagaimana karir developmentnya sebagai atlet, atau sebagai pemusik segala macam dan juga harus dipikirkan setelah, katakan masa jayanya sebagai atlet atau musisi itu sudah menurun,” jelas Bambang.

Salah satu anak muda berbakat dalam industri digital, Tyovan Ari Widagdo, mengapresiasi langkah pemerintah dalam membentuk manajemen talenta tersebut. Tyovan, yang berasal dari Wonosobo, mengakui dalam industri digital, masih sulit mencari anak-anak muda terbaik lulusan IT dari Indonesia. Padahal lulusan IT di Indonesia terbilang cukup banyak.

Your browser doesn’t support HTML5

Wiranto Ungkap 99 Persen Karhutla Disebabkan Ulah Manusia

Pria yang sedang mengembangkan platform untuk sekolah bahasa asing seperti bahasa Inggris, Mandarin, Arab, Korea, Jepang dan lain-lain secara online ini berharap, adanya manajemen talenta nasional ini bisa menemukan dan mengembangkan anak muda Indonesia dalam bidang IT dan juga bidang lainnya.

“Kesulitan yang kami alami itu ketika ingin menemukan talenta-talenta engineer atau programmer dan sebagainya. Sampai hari ini masih bajak membajak, supply dan demand-nya tidak seimbang. Lulusan IT banyak cuma yang memiliki kualitas, mungkin tidak sampai 30 persen. Lulusan IT banyak, cuma yang bisa sedikit. 70 persen lulusan IT larinya kerja di bank misalnya atau di mana saja. Kalau dari sisi kami, talenta kesulitannya di situ. Itulah kenapa profesi engineer menjadi profesi dengan gaji tertinggi di Indonesia, gaji engineer yang baru lulus kuliah kalau dia punya grade A, bisa mungkin sekitar 10-15 juta, itu baru lulus kuliah. Itu pun masih sulit mencari talenta engineer itu tadi. Ini problem yang dialami semua industri digital. Tapi kami berupaya ikut membangun ekosistemnya juga, seperti melakukan pelatihan dan sebagainya,” jelasnya. (gi/ka)