Tautan-tautan Akses

Yang Berubah dengan Naik Tahtanya Raja Charles III Sepeninggal Ratu Elizabeth


Raja Inggris Charles III menyapa anggota masyarakat yang menunggu di kerumunan setibanya di Istana Buckingham di London, pada 9 September 2022, sehari setelah Ratu Elizabeth II meninggal pada usia 96 tahun. (Foto: AP)
Raja Inggris Charles III menyapa anggota masyarakat yang menunggu di kerumunan setibanya di Istana Buckingham di London, pada 9 September 2022, sehari setelah Ratu Elizabeth II meninggal pada usia 96 tahun. (Foto: AP)

Dari lagu kebangsaan, uang kertas dan koin, hingga perangko dan paspor. Banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari di Inggris yang akan berubah dengan naik takhtanya Charles III ke singgasana raja.

Mata Uang dan Perangko

Wajah Raja Charles III yang baru naik takhta akan mulai muncul pada uang koin dan kertas di Inggris dan negara-negara lain di seluruh dunia, menggantikan profil Ratu Elizabeth II.

Gambarnya juga akan muncul pada beberapa mata uang di Karibia Timur, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Uang kertas pound Inggris terlihat di Kuala Lumpur, 16 Januari 2017. Wajah Raja Charles III yang baru akan segera mulai muncul pada koin dan uang kertas Inggris. (Foto: AFP)
Uang kertas pound Inggris terlihat di Kuala Lumpur, 16 Januari 2017. Wajah Raja Charles III yang baru akan segera mulai muncul pada koin dan uang kertas Inggris. (Foto: AFP)

Demikian juga di Jersey dan Guernsey yang terletak di Kepulauan Channel, Pulau Man serta di Gibraltar, Saint Helena dan Falklands, pulau-pulau dan wilayah yang ada dibawah kendali Kerajaan Inggris.

Pada 1936, pada masa pemerintahan Raja Edward VIII yang berlangsung selama 326 hari, uang-uang koin sudah dicetak, tetapi raja turun takhta sebelum koin itu beredar.

Wajah Elizabeth II juga muncul di perangko, sementara huruf EIIR, singkatan Elizabeth II Regina, ditempel di kotak pos, sehingga hal itu juga perlu diganti. Lambang pada helm polisi juga akan berubah.

Lagu Kebangsaan dan Paspor

Lagu kebangsaan Inggris akan berubah menjadi “God Save the King,” dengan versi lirik yang bersifat maskulin.

Sebuah kebiasaan yang tentunya akan sulit dilakukan orang Inggris, yang telah menyanyikan “God Save the Queen” sejak tahun 1952. Lagu itu juga merupakan satu dari dua lagu kebangsaan di Selandia Baru dan merupakan lagu kerajaan di Australia dan Kanada – yang memiliki lagu kebangsaan sendiri.

Kata-kata pada sampul bagian dalam paspor Inggris, yang diterbitkan atas nama kerajaan, perlu diperbarui. Demikian juga halnya dengan paspor Australia, Kanada dan Selandia Baru.

Ketika Anda mengangkat gelas Anda dalam pertemuan resmi, Anda seharusnya tidak lagi mengatakan “Demi sang Ratu,” namun, “Demi sang Raja.”

Nama “Her Majesty’s Theatre” di distrik teater London’s West End, di mana pertunjukan “The Phantom of the Opera” tampil sejak 1986, juga akan dibuat maskulin menjadi “His Majesty’s Theatre.” [rd/ah]

Forum

XS
SM
MD
LG