Tautan-tautan Akses

WHO Umumkan Definisi Klinis Pertama tentang Long COVID


Seorang petugas kesehatan tampak membersihkan tangannya setelah mengambil sampel tes usap (swab test) dari seorang pasien di pusat tes COVID-19 di Hyderabad, India, pada 11 Oktober 2020. (Foto: AP/Mahesh Kumar A.)
Seorang petugas kesehatan tampak membersihkan tangannya setelah mengambil sampel tes usap (swab test) dari seorang pasien di pusat tes COVID-19 di Hyderabad, India, pada 11 Oktober 2020. (Foto: AP/Mahesh Kumar A.)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (9/10) mengumumkan bahwa pihaknya telah menetapkan dan merilis definisi klinis standar pertama dari gejala yang umum dikenal sebagai “long COVID”. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengobatan untuk para penderitanya.

Berbicara secara virtual kepada reporter dari markas besar WHO di Jenewa, Kepala Manajemen Klinis WHO Janet Diaz mengatakan definisi ini disetujui setelah melakukan konsultasi dengan para petugas kesehatan di seluruh dunia.

Ia mengatakan, kondisi di mana gejala dari sakit yang diderita tetap bertahan melampaui apa yang dialami oleh pasien lainnya, biasanya disebut sebagai “post-COVID,” salah satu dari banyak istilah mirip yang dipakai.

Gejala ini terjadi pada orang yang sudah terkonfirmasi atau kemungkinan mengidap infeksi virus corona baru, yang “biasanya terjadi tiga bulan sejak mengidap COVID-19 dengan gejala yang berlangsung paling sedikit dua bulan, dan gejala tersebut tidak bisa dijelaskan oleh diagnosa alternatif.”

Gejalanya mencakup “keletihan, kesulitan bernapas, disfungsi kognitif,” kata Diaz, tetapi ada juga gejala lainnya, yang pada umumnya punya dampak merugikan pada kesehatan sehari-hari.

Diaz menjelaskan bahwa sampai sekarang, kurangnya kejelasan di kalangan para petugas medis tentang kondisi ini telah mempersulit usaha memajukan penelitian dan pengobatannya. (jm/pp)

XS
SM
MD
LG