Tautan-tautan Akses

WHO Serukan Tindakan Cepat Membasmi Kanker


Seorang perempuan penderita kanker serviks yang dirawat di Beijing, China (foto: ilustrasi). Kanker mulut rahim atau serviks adalah penyebab utama kematian perempuan di seluruh dunia.
Seorang perempuan penderita kanker serviks yang dirawat di Beijing, China (foto: ilustrasi). Kanker mulut rahim atau serviks adalah penyebab utama kematian perempuan di seluruh dunia.

Menjelang Hari Kanker Sedunia tanggal 4 Februari, Badan Kesehatan Dunia, WHO menyerukan untuk mempercepat tindakan guna membasmi kanker mulut rahim atau serviks, penyakit yang bisa dicegah, yang membunuh lebih dari 300.000 perempuan tiap tahun, kebanyakan di negara-negara berkembang.

Kanker mulut rahim atau serviks adalah penyebab utama kematian perempuan di seluruh dunia. Sembilan dari 10 kematian terjadi di negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah. Penyakit ini disebabkan oleh virus papilloma manusia dan ditularkan melalui hubungan seksual.

WHO mengatakan, kanker mulut rahim dapat disembuhkan jika orang yang tertular didiagnosa dan diobati pada tahap dini. Tetapi
seperti penyakit lainnya, pencegahan adalah pengobatan terbaik. Dalam kasus kanker serviks, tersedia vaksin manjur yang dapat mencegah penyakit itu, kalau diberikan kepada anak perempuan berusia antara sembilan sampai 14 tahun.

Petugas teknis Program Imunisasi WHO, Paul Bloem, mengatakan, vaksin itu diberikan secara luas di negara-negara kaya. Sementara negara-negara dengan beban kanker servik tertinggi di Afrika dan Asia, masih tertinggal. Ia mengatakan kemajuan ke arah itu sedang dilakukan.

“Di negara-negara seperti Rwanda, yang memelopori vaksin itu di Afrika, anak perempuan yang divaksinasi sejak lima atau enam tahun lalu mencapai lebih dari 90 persen. Bhutan juga mencapai 90 persen dan Malaysia 97 persen. Jadi terdapat contoh-contoh bagus yang menunjukkan bahwa vaksin ini diterima dan disalurkan ke negara-negara yang berpenghasilan rendah,“ kata Bloem.

Bloem mengatakan, empat negara di Afrika — Ethiopia, Tanzania, Zimbabwe dan Senegal memperkenalkan vaksin itu tahun lalu. Ia menambahkan, 11 negara lagi di Afrika dan Asia akan mulai menggunakan vaksin itu tahun depan.

Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Keluarga, Wanita, Anak-anak dan Remaja, Princess Nothemba Simelela mengatakan, masalah besar di negara berkembang adalah kurangnya tenaga trampil untuk menguji dan mendiagnosa kanker mulut rahim pada wanita.

Hari Kanker Sedunia: WHO Serukan Tindakan Cepat Membasmi Cancer
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:52 0:00

Simelela menambahkan, perempuan yang tinggal di daerah terpencil dan pedesaan sering punya kesulitan pergi ke klinik, tempat mereka diuji dan diobati untuk penyakit itu. Namun dia mengatakan kepada VOA, ada beberapa strategi, yang dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengatasinya.

“Kita bisa memanfaatkan klinik berjalan yang bisa dijangkau. Kadang-kadang, yang ada adalah kebutuhan berhari-hari dimana perempuan harus dipanggil atau gadis-gadis dibawa ke sana untuk mendapat perhatian ini."

Dia mengatakan strategi lain yang dapat digunakan pemerintah adalah menggunakan program kesehatan sekolah. Sebagai contoh, Rwanda dan Afrika Selatan membawa vaksin ke sekolah-sekolah, di mana tersedia akses ke sejumlah besar anak perempuan dalam kelompok usia yang perlu dijangkau. (ps/jm)

XS
SM
MD
LG