Tautan-tautan Akses

Wanita Latih Petinju Pria di Mesir


Sabah Saqr, pelatih tinju Mesir menantang batasan sosial dengan melatih pria, terlihat saat sesi latihan di gym, di Bani Swief, Mesir, 11 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rania Gomaa)
Sabah Saqr, pelatih tinju Mesir menantang batasan sosial dengan melatih pria, terlihat saat sesi latihan di gym, di Bani Swief, Mesir, 11 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rania Gomaa)

Dua kali seminggu di sebuah ruang olahraga kecil di Kota Beni Suef, Mesir, Sabah Saqr melatih sejumlah pemuda dan anak laki-laki bertinju.

Seorang wanita yang melatih petinju pria mungkin bukan hal yang aneh di Ibu Kota Mesir. Namun, di Beni Suev, wilayah pertanian 100 kilometer selatan Kairo, tradisi sering membatasi peran wanita.

"Saya mulai bertinju secara tidak sengaja," kata Saqr, yang berusia 36 tahun. Seorang pelatih terkesan dengan kekuatan dan energinya.

"Dulu saya tidak menyukainya karena saya khawatir dengan wajah saya, akan dipukul."

Namun, Saqr mulai menunjukkan kepiawaiannya. Dia memenangkan beberapa kejuaraan dan lebih dari sepuluh medali sebelum mulai melatih dua tahun lalu.

Sekarang, sebagai seorang ibu yang bekerja dengan satu putra, dia melatih sekitar 20 petinju pria berusia antara 18 dan 30 tahun.

"Awalnya situasi ini tidak diterima. Seperti yang Anda tahu, di bagian Atas (selatan) Mesir, sulit (untuk melatih) dalam olahraga seperti tinju," kata Saqr. "Selain itu fakta bahwa seorang perempuan yang memberi pelatihan menjadi sedikit lebih sulit."

Dia mengatakan pendekatannya yang serius membantunya mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan.

"Bagi seorang wanita untuk melatih seorang pria bukanlah hal yang baik di Mesir Hulu," kata Amr Salah Eldin, yang berlatih dengan Saqr setelah berhasil mengatasi keengganannya.

Namun "pengalaman dan keunggulan" dia di tengah kurangnya pelatih tinju di Beni Suef mendorong Amr untuk berlatih dengan Saqr. Amr mengaku sekarang menikmati berlatih tinju dengan Saqr. [na/ft]

XS
SM
MD
LG