Tautan-tautan Akses

Virus Polio untuk Obati Kanker Otak


Salah seorang pasien "glioblastoma" mengenakan alat Optune therapy untuk perawatan kanker otak di kepalanya di Aurora, Illinois (foto: ilustrasi).
Salah seorang pasien "glioblastoma" mengenakan alat Optune therapy untuk perawatan kanker otak di kepalanya di Aurora, Illinois (foto: ilustrasi).

Ada terobosan baru yang menggembirakan untuk melawan tumor otak yang mematikan. Para dokter telah menggunakan virus polio yang dimodifikasi untuk mengobati para pengidap kanker otak. Wartawan VOA Carol Pearson melaporkan hasilnya, sejauh ini, menjanjikan.

Stephanie Hopper sedang menjalani tes saraf standar. Dia didiagnosis menderita glioblastoma, kanker otak agresif delapan tahun lalu. Dokter bedah telah mengangkat tumornya, namun tumor tersebut muncul lagi dua tahun kemudian. Harapan hidup pengidap glioblastoma rendah, paling banyak 1.5 tahun setelah didiganosis.

Hopper kemudian menjalani pengobatan yang menggunakan virus polio yang dimodifikasi secara genetika yang dikembangkan Institut Kanker Duke. Virus yang dimodifikasi itu tidak menyebabkan kelumpuhan tapi bisa mengecilkan tumor.

Uji coba klinis menunjukkan pengobatan itu meningkatkan secara signifikan harapan hidup para pasien yang glioblastomanya muncul lagi. Harapan hidup tiga tahun naik menjadi 21 persen. Sedangkan sebelumnya, hanya empat persen pasien dengan jenis tumor otak yang sama yang hidup tiga tahun setelah memperoleh pengobatan standar.

Virus polio yang mati sekalipun bisa memicu respon kekebalan yang sangat kuat. Virus yang mati tersebut digunakan dalam vaksin polio. Di Rumah Sakit Universitas Duke, para periset mengusahakan respon kekebalan yang kuat itu, tanpa menyebabkan polio pada pasiennya; karena itu mereka memodifikasi virus itu.

Dr. Darell Bigner, penulis senior studi itu menjelaskan, "Dengan memodifikasinya, kami bisa menghancurkan kemungkinan virus polio itu menginfeksi sel-sel saraf dan menyebabkan poliomyelitis, tapi tetap mempertahankan kemampuannya membunuh sel-sel kanker."

Para dokter menyuntikkan virus itu ke otak. Mereka mengulangi pengobatan itu pada lima pasien yang kankernya muncul lagi.

"Para pasien yang kami ikuti perkembangannya cukup lama, menunjukkan keberhasilan dalam pengobatan yang kedua kalinya," tambahnya.

Prosedur ini masih eksperimen, tapi hasilnya sangat baik sehingga para dokter telah memulai studi kedua, memadukan pengobatan dengan virus polio itu dengan kemoterapi untuk memperbaiki hasilnya. [vm/ii]

XS
SM
MD
LG