Tautan-tautan Akses

Virus Corona: Perkembangan Global Terkini


Christopher Peter, 32, seorang spesialis pernapasan, memeriksa pasien saat profesional medis merawat orang yang terinfeksi Covid-19 di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, AS, 12 November 2020. (Foto: Reuters)
Christopher Peter, 32, seorang spesialis pernapasan, memeriksa pasien saat profesional medis merawat orang yang terinfeksi Covid-19 di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, AS, 12 November 2020. (Foto: Reuters)

Meksiko mencatat lebih dari satu juta kasus virus corona sementara jumlah kematiannya mendekati 100 ribu.

Meksiko memiliki angka kematian tertinggi keempat di dunia sementara negara tetangganya Amerika yang tertinggi. Sekitar 635 orang lagi, Sabtu (14/11), meninggal sehingga total menjadi 98.259, dan para ahli memperingatkan bahwa yang terburuk belum terjadi.

Rumania memeriksa semua unit perawatan intensifnya setelah 10 pasien Covid-19 meninggal dalam kebakaran di sebuah rumah sakit di kota Piatra Neamt di timur laut negara itu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Tujuh lainnya dalam kondisi kritis setelah kebakaran terburuk di negara kawasan Balkan itu sejak kebakaran di ruang disko 2015 yang menewaskan 64 orang. Kebakaran ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai layanan kesehatan negara itu.

Warga Brazil memberikan suara dalam pemilihan kota, pemungutan suara pertama sejak Presiden Jair Bolsonaro berkuasa pada 2018, sementara pandemi terus membayangi negara itu.

Seperti Presiden AS Donald Trump, mantan kapten angkatan darat yang menganut aliran kanan itu berusaha meremehkan virus dengan menyebutnya "flu ringan".

Namun sekurangnya 165.658 orang Brasil telah meninggal, jumlah korban terburuk di luar AS.

Di Jerman, Menteri Ekonomi Peter Altmaier mengatakan negara itu menghadapi sejumlah pembatasan sampai empat hingga lima bulan lagi, dan mengakhiri harapan berakhirnya penutupan wilayah sebagian.

"Angka infeksi masih terlalu tinggi - jauh lebih tinggi bahkan dari dua minggu lalu," kata Altmaier kepada surat kabar Bild dan Sonntag.

Uni Emirat Arab memberi semua dokter dan pakar penyakit menular yang tinggal di negara itu visa 10 tahun.

Mahasiswa yang mendapat nilai tertinggi dalam epidemiologi dan kecerdasan buatan juga bisa mendapatkan "visa emas", kata Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum.

Warga asing berjumlah 90 persen dari populasi negara kaya minyak itu. [my/lt]

XS
SM
MD
LG