Tautan-tautan Akses

Vape Mungkin Sebabkan Merokok Tembakau oleh Remaja Tak Turun


Seorang remaja SMA merokok vape dekat sekolah di Cambridge, Massachusetts, 11 April 2018.
Seorang remaja SMA merokok vape dekat sekolah di Cambridge, Massachusetts, 11 April 2018.

Pejabat kesehatan AS meyakini vape atau rokok elektrik menyebabkan tren penurunan tingkat merokok tembakau di kalangan remaja di AS terhenti.

Selama beberapa dekade, persentase siswa sekolah menengah atas dan menengah pertama yang merokok tembakau sudah menurun secara stabil. Namun selama tiga tahun terakhir, persentasenya cenderung tak berubah, menurut data baru yang dirilis pada Senin (11/2), seperti dilansir kantor berita Associated Press.

Mungkin ada beberapa alasan, tetapi tren penggunaan vape yang sedang naik daun mungkin penyebab utama, kata Brian King dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

“Kami sedang membuat kemajuan, dan sekarang Anda mengenal produk yang sangat populer di kalangan anak muda yang telah menghapus kemajuan itu,” kata King.

Temuan CDC berasal dari survei nasional yang dilakukan pada musim semi lalu dan melibatkan 20.000 siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas. Penelitian ini menanyakan apakah para siswa telah menggunakan produk berbasis tembakau pada bulan sebelumnya. Beberapa temuan telah dirilis sebelumnya, termasuk maraknya penggunaan rokok elektrik.

Rokok elektrik buatan Juul dan perlengkapannya dalam foto ilustrasi, 16 September 2018.
Rokok elektrik buatan Juul dan perlengkapannya dalam foto ilustrasi, 16 September 2018.

Para ahli menghubungkan tren kenaikan penggunaan vape dengan ledakan popularitas e-rokok versi terbaru, seperti yang dilakukan oleh Juul Labs Inc. di San Fransisco. Produk ini menyerupai flash drive komputer, dapat diisi ulang lewat USB dan dapat digunakan secara diam-diam – termasuk di toilet sekolah dan bahkan di ruang kelas.

Menurut data CDC terbaru, sekitar delapan persen siswa sekolah menengah atas mengatakan mereka baru mencoba merokok tembakau pada 2018 dan sekitar dua persen siswa menengah pertama juga. Temuan-temuan itu hampir sama dengan survei serupa yang dilakukan pada 2016 dan 2017.

Data CDC juga menunjukkan dua dari lima siswa sekolah menengah atas yang menggunakan rokok elektrik atau menghisap rokok tembakau merokok lebih dari satu jenis rokok. Kombinasi yang yang paling umum adalah menghisap rokok elektrik dan rokok tembakau.

Selain itu, sekitar 28 persen pengguna rokok elektrik dari kalangan siswa mengatakan mereka merokok selama 20 hari atau lebih pada bulan sebelumnya – hampir 40 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Merokok, penyebab utama penyakit yang dapat dicegah di AS mengakibatkan lebih dari 480 ribu kematian setiap tahun. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melarang penjualan rokok elektrik dan produk tembakau kepada pembeli yang berusia di bawah 18 tahun.

Rokok elektrik umumnya dianggap lebih baik daripada rokok tembakau untuk orang dewasa yang sudah kecanduan nikotin. Tetapi para pejabat kesehatan selama bertahun-tahun khawatir rokok elektrik dapat membuat anak-anak beralih ke rokok tembakau.

Matt Alfonso dari Avail Vapor mencoba salah satu rokok elektrik di Richmond, Amerika Serikat, 15 April 2014.
Matt Alfonso dari Avail Vapor mencoba salah satu rokok elektrik di Richmond, Amerika Serikat, 15 April 2014.

“Saya pikir sudah jelas apa yang akan terjadi,” dengan penelitian yang semakin menunjukkan bahwa rokok elektrik menjadi pintu gerbang menuju penggunaan rokok biasa, kata Megan Roberts seorang peneliti di Universitas Negeri Ohio.

Namun, ada beberapa pendapat berbeda di kalangan para peneliti kesehatan. Beberapa orang mengaitkan rokok elektrik dengan penurunan besar kebiasaan merokok remaja beberapa tahun yang lalu. Mereka mengatakan tidak jelas sampai sejauh mana penurunan angka merokok terhenti atau sejauh mana tren vape bertanggung jawab.

Di beberapa negara bagian, angka merokok masih menurun. Survei besar lainnya menemukan bahwa tingkat merokok terus menurun di antara siswa kelas 12, meskipun tidak terjadi pada anak-anak sekolah yang lebih muda.

“Masih belum jelas apa yang terjadi dan sebaiknya kita tidak langsung mengambil kesimpulan,” kata David Levy, seorang peneliti dari Universitas Georgetown.

Dalam sebuah pernyataan, seorang juru bicara Juul mengatakan perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah anak-anak menggunakan produk-produknya dan mendukung pelarangan penjualan rokok elektrik kepada pembeli yang berusia di bawah 21 tahun. [er/ft]

XS
SM
MD
LG