Tautan-tautan Akses

Utusan AS Tawarkan Pertemuan dengan Korut “Kapan dan di Mana Saja"


Bendera Korea Utara dan AS berdampingan di lokasi pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump untuk KTT AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa di Singapura pada 12 Juni 2018. (Foto: AFP)
Bendera Korea Utara dan AS berdampingan di lokasi pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump untuk KTT AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa di Singapura pada 12 Juni 2018. (Foto: AFP)

Utusan khusus AS untuk Korea Utara Senin (21/6) menawarkan untuk bertemu dengan Pyongyang “di mana saja, kapan saja, tanpa prasyarat,” tanpa kontak terbuka sejauh ini antara pemerintahan presiden Joe Biden dan negara bersenjata nuklir itu.

Pernyataan Sung Kim itu muncul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pekan lalu memberikan reaksi pertamanya terhadap tinjauan Washington baru-baru ini mengenai pendekatan AS terhadap negaranya yang terkucil, dengan mengatakan Pyongyang harus bersiap-siap untuk “dialog dan konfrontasi.”

Pemerintahan Biden sebelumnya telah menjanjikan “pendekatan praktis dan terukur,” yang mencakup upaya-upaya diplomatik, untuk membujuk negara miskin itu agar menghentikan program misil balistik dan senjata nuklirnya yang terlarang.

“Kami terus berharap Korea Utara akan menanggapi positif uluran tangan kami, dan tawaran kami untuk bertemu di mana saja kapan saja tanpa prasyarat,” kata utusan khusus AS itu dalam lawatan lima hari ke sekutu Washington, Korea Selatan.

Pekan lalu, Kim Jong Un mengatakan situasi pangan di negaranya “tegang.” Ini mengisyaratkan kekhawatiran di negara yang sektor pertaniannya hampir mati, yang telah lama bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dan kini melakukan isolasi sendiri dalam upaya melindungi diri dari pandemi virus corona.

Kantor berita pemerintah Korea Utara KCTV pada hari Minggu (20/6) melaporkan pemimpin Kim dan para pejabat tinggi lainnya telah membahas “langkah-langkah darurat” untuk menangani “krisis pangan sekarang ini” di negara itu.

Korea Utara telah lama bersikeras tidak memiliki kasus virus corona – klaim yang diragukan para analis – tetapi telah membayar biaya ekonomi yang mahal atas blokade yang diberlakukannya.

Perdagangan dengan China, pendukung utama ekonominya, telah melamban, sementara semua bantuan internasional menghadapi restriksi yang ketat.

Kim Sung hari Senin mendesak para anggota Dewan Keamanan PBB – yang juga mencakup China – agar memberlakukan sepenuhnya resolusi terhadap Pyongyang, yang membatasi impor minyak Korea Utara dan ekspor antara lain batu batu bara, tekstil dan ikan.

“Kami akan terus memberlakukan semua resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Korea Utara,” katanya.

“Kami juga mendesak negara-negara anggota PBB, khususnya anggota Dewan Keamanan PBB, agar melakukan hal yang sama untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara terhadap masyarakat internasional.” [uh/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG