Tautan-tautan Akses

Universitas Hong Kong Bongkar Patung Peringatan Peristiwa Tiananmen


Patung “Pillar of Shame” peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, dipajang di Universitas Hong Kong, 13 Oktober 2021. (Foto: AP)
Patung “Pillar of Shame” peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, dipajang di Universitas Hong Kong, 13 Oktober 2021. (Foto: AP)

Sebuah universitas terkemuka Hong Kong pada Kamis (23/12) membongkar dan memindahkan dari kampusnya sebuah patung peringatan penumpasan oleh China terhadap demonstran prodemokrasi di Lapangan Tiananmen tahun 1989.

Mahasiswa dan penonton berkumpul di University of Hong Kong pada Kamis (23/12) pagi untuk menyaksikan pemindahan patung yang telah berdiri di kampus itu selama dua dekade lebih.

Para pejabat universitas itu mengatakan patung tersebut disimpan dalam gudang.

Dewan Universitas Hong Kong mengemukakan dalam pernyataan Kamis pagi bahwa pihaknya mengambil keputusan untuk memindahkan patung itu dalam pertemuan pada Rabu (22/12), “berdasarkan saran hukum eksternal dan penilaian risiko demi kepentingan terbaik universitas.”

Karya seni berupa tubuh manusia dalam penderitaan itu adalah satu dari sedikit memorial publik yang masih tersisa di bekas koloni Inggris itu untuk mengenang penindakan berdarah di Tiananmen. Peristiwa penindakan ini merupakan topik tabu dan tidak dapat diperingati secara terbuka di China daratan.

Dikenal sebagai “Pillar of Shame”, patung itu merupakan simbol penting dari kebebasan luas yang dijanjikan untuk Hong Kong pada pengembalian bekas koloni Inggris itu pada tahun 1997 ke pemerintahan China.

Patung "Pillar of Shame", peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, dipindahkan dari Universitas Hong Kong, Kamis, 23 Desember 2021. (Foto: AP)
Patung "Pillar of Shame", peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, dipindahkan dari Universitas Hong Kong, Kamis, 23 Desember 2021. (Foto: AP)

China tidak pernah memberi keterangan lengkap mengenai penindakan di Lapangan Tiananmen tahun 1989. Para pejabat menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 300, tetapi berbagai organisasi HAM dan saksi mata mengatakan ribuan orang mungkin telah terbunuh.

Pihak berwenang telah menekan Hong Kong di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan China, yang menurut para aktivis HAM digunakan untuk menindas masyarakat sipil, memenjarakan aktivis demokrasi dan membatasi kebebasan dasar.

Pihak berwenang menyatakan undang-undang itu telah memulihkan ketertiban dan stabilitas setelah protes jalanan besar-besaran pada tahun 2019. Mereka menekankan kebebasan berbicara dan hak-hak lainnya tetap utuh dan bahwa tuntutan hukum tidak bersifat politis. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG