Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Tawarkan Bantuan kepada Turki


Bendera Turki dan Uni Eropa di Brussels, Belgia, 9 Maret 2020. (Foto: Francois Lenoir/Reuters)
Bendera Turki dan Uni Eropa di Brussels, Belgia, 9 Maret 2020. (Foto: Francois Lenoir/Reuters)

Para pemimpin Uni Eropa, Kamis (25/3), menawarkan insentif baru kepada Turki untuk meningkatkan kerja sama dalam migrasi dan perdagangan meskipun ada kemunduran demokrasi di negara itu serta keprihatinan berkelanjutan atas ambisi energi negara itu di Laut Tengah.

Memanfaatkan nada ramah baru-baru ini dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, para pemimpin itu mengatakan, seandainya suasana tenang ini berlanjut, “Uni Eropa siap terlibat dengan Turki untuk secara bertahap, dan proporsional, meningkatkan kerja sama dalam beberapa bidang yang merupakan kepentingan bersama.”

Ini termasuk “mandat untuk memodernisasi” pengaturan bea cukai, peluncuran “dialog tingkat tinggi” pada masa depan atas isu-isu seperti pandemi, perubahan iklim, kontraterorisme, dan isu-isu kawasan, serta memperkuat kerja sama “kontak langsung antarwarga dan mobilitas.”

Persetujuan “kesatuan cukai” antara Uni Eropa dan Turki menghapus pungutan terhadap kebanyakan barang dan produk Turki yang masuk ke blok beranggotakan 27 negara itu, tetapi tidak berkinerja sebaik yang diharapkan pemerintahan di Ankara.

Para pemimpin itu juga memerintahkan badan eksekutif Uni Eropa, Komisi Eropa, untuk memanfaatkan persetujuan migran Uni Eropa Turki dari 2016 dan mencari cara-cara untuk terus membantu pendanaan sekitar empat juta pengungsi Suriah di Turki, serta juga pengungsi di Yordania dan Lebanon.
Persetujuan itu mengurangi kedatangan migran di pulau-pulau Yunani, dibandingkan pada 2015 ketika ratusan ribu orang mendarat di pantai-pantai Eropa.

Berdasarkan persetujuan itu, Uni Eropa menawarkan Ankara dana sebesar $7,1 miliar untuk membantu pengungsi Suriah dan insentif lain yang mencegah orang meninggalkan Turki dan pergi ke Eropa.

Uni Eropa berpendapat, kesepakatan itu menyelamatkan nyawa tak terhitung banyaknya, menghentikan orang melintasi Laut Aegean ke pulau-pulau Yunani seperti Lesbos dan Samos, serta memperbaiki hidup para pengungsi di Turki. Uni Eropa ingin memanfaatkan persetujuan itu sebagai kerangka untuk pengaturan yang mirip di negara-negara Afrika Utara. [jm/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG