Tautan-tautan Akses

Menlu Blinken Diperkirakan Sampaikan Komitmen AS Terhadap NATO dalam Pidato di Brussels


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kanan, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengenakan masker pelindung saat mereka bersiap untuk berdiri bersama para menteri luar negeri NATO selama pertemuan para menteri luar negeri NATO. (Foto: AP)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kanan, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengenakan masker pelindung saat mereka bersiap untuk berdiri bersama para menteri luar negeri NATO selama pertemuan para menteri luar negeri NATO. (Foto: AP)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken diperkirakan akan menguraikan komitmen pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membangun kembali dan merevitalisasi persekutuan AS dalam pidatonya pada hari Rabu (24/3) di Brussels.

Ini telah menjadi bagian dari pesannya dalam kunjungan pertamanya sebagai menteri luar negeri AS ke kawasan itu pekan ini, yang menandai perubahan dari kebijakan luar negeri empat tahun di bawah mantan presiden Donald Trump yang fokus pada prioritas bagi kepentingan-kepentingan AS.

Pidato ini akan disampaikan pada hari terakhir pertemuan para menteri luar negeri NATO yang berlangsung dua hari, di mana di sela-selanya Blinken mengadakan serangkaian pembicaraan dengan para sejawatnya.

Jadwal pada hari Rabu (24/3) mencakup pembicaraan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, sesi pertemuan dengan menteri luar negeri Estonia, Latvia dan Lithuania, serta pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Blinken pada hari Selasa (23/3) mengatakan kepada wartawan bahwa AS ingin membangun kembali kemitraannya “pertama-tama dan yang terutama dengan sekutu-sekutu NATO kami.”

Gedung Putih menyatakan Presiden Joe Biden berencana membahas peningkatan hubungan AS-Uni Eropa dalam telekonferensi dengan para pemimpin Uni Eropa pada hari Kamis (25/3).

Sikap Biden berbeda nyata dengan sikap mantan presiden Donald Trump, yang kerap menyerang negara-negara NATO lainnya karena tidak memenuhi sasaran aliansi yang menetapkan setiap negara mengeluarkan belanja pertahanan yang setara dengan 2 persen dari ekonomi nasional mereka.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyambut pernyataan baik Blinken mengenai NATO, yang didirikan tahun 1949 untuk membendung ancaman militer dari Uni Soviet ketika itu.

Salah satu topik utama yang didiskusikan selama dua hari pertemuan di Brussels itu adalah misi NATO di Afghanistan, karena semakin dekatnya tenggat 1 Mei bagi penarikan penuh pasukan AS berdasarkan perjanjian perdamaian yang dicapai tahun lalu antara Taliban Afghanistan dan pemerintahan Trump.

Blinken menyatakan situasi itu sedang ditinjau, dan bahwa sebagian dari tugasnya di Brussels adalah bertemu dengan sekutu-sekutu NATO, baik untuk menyimak maupun untuk berbagi pemikiran AS. Ia mengatakan apapun yang diputuskan untuk dilakukan AS, tindakan-tindakan Amerika akan dilakukan dengan berkonsultasi dengan negara-negara anggota lain yang telah menjadi bagian dari misi militer tersebut.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan ia menyambut baik upaya perdamaian seraya menegaskan itu adalah “satu-satunya jalan bagi solusi politik yang langgeng di Afghanistan.” Tetapi pimpinan NATO itu mengatakan bahwa untuk mencapai perdamaian, semua pihak harus berunding dengan iktikad baik, perlu ada pengurangan kekerasan, dan Taliban harus berhenti mendukung teroris internasional seperti al-Qaida.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas memperingatkan mundur secara dini dapat melemahkan kemajuan yang telah dicapai dalam bidang keamanan. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG