Tautan-tautan Akses

Ulama Perempuan Berbagai Negara Berbicara di Kongres Ulama Perempuan Pertama di Cirebon


Ulama Perempuan dari berbagai negara berbicara dalam rangkaian acara Kongres Ulama Perempuan Pertama di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4)
Ulama Perempuan dari berbagai negara berbicara dalam rangkaian acara Kongres Ulama Perempuan Pertama di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4)

Ulama Perempuan asal Pakistan, Mossarat Qadeem mengatakan, peran perempuan di Pakistan sangat berat dan tercerabut dari akarnya. Berbicara dalam Seminar Internasional Ulama Perempuan digelar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jawa Barat, Selasa (25/4), Qadeem menjelaskan bahwa perempuan di Pakistan sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dan menjadi korban bom bunuh diri.

“Mereka yang seharusnya bisa mengembangkan keluarga, kini harus merawat korban perang. Belum lagi menjadi korban bom bunuh diri. Dalam situasi ini mereka menjadi bingung. Lantas mereka bertanya kepada Maulananya (ulama). Tetapi tidak jarang maulana mereka justru menginfiltrasi mereka dengan paham radikal,” ujarnya.

Sementara itu, Ulama Perempuan yang juga feminis asal Malaysia Zaenah Anwar menyatakan bahwa peran ulama perempuan di tengah hubungan antara komunitas Muslim dan negara adalah keinginan membangun pengalaman yang baik bagaimana menginterpretasi ayat-ayat Al-Quran dan menyelaraskannya dengan semangat kesetaraan.

"Kami ingin membangun kepercayaan perempuan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, justru menjunjung tinggi peran perempuan. Karena itu kami juga mendorong penerapan CEDAW (Convention on Elimination of All Forms of Discrimation Againts Women - Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan) di beberapa negara yang masih memegang hukum syariah," katanya.

Seminar Internasional Ulama Perempuan digelar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4). Acara ini merupakan rangkaian dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 25 - 27 April 2017 di Pesantren Kebon Jambu, Babakan, Cirebon, Jawa Barat.

Adapun narasumber seminar ini selain dari ulama perempuan Indonesia, juga terlibat ulama perempuan dari Pakistan Mossarat Qadeem (Pakistan), Zainah Anwar (Malaysia), Hatoon Al-Fasi (Saudi Arabia), Sureya Roble-Hersi (Kenya), Fatima Akilu (Nigeria), dan Roya Rahmani (the Ambassador of Afghanistan in Indonesia). [aw/as]

XS
SM
MD
LG