Tautan-tautan Akses

Pemerintahan Biden Hadapi Tantangan Pulihkan Hubungan Transatlantik


(Dari Kiri) Menlu AS Antony Blinken, Sekjen NATO Jens Stoltenberg, dan Menhan AS Lloyd Austin dalam konferensi pers bersama di markas NATO di Brussel, pada 14 April 2021. (Foto: JOHANNA GERON/POOL/AFP)
(Dari Kiri) Menlu AS Antony Blinken, Sekjen NATO Jens Stoltenberg, dan Menhan AS Lloyd Austin dalam konferensi pers bersama di markas NATO di Brussel, pada 14 April 2021. (Foto: JOHANNA GERON/POOL/AFP)

Brussels menjadi fokus dari ofensif diplomatik oleh Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken yang tiba awal pekan ini dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin yang mendarat di Belgia hari Rabu (14/4) untuk pertemuan langsung pertamanya sejak pandemi virus corona dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg.

Tujuan utama pertemuan dengan para pemimpin NATO dan Uni Eropa itu untuk memperbaiki hubungan transatlantik yang tegang selama masa Donald Trump menjabat di Gedung Putih.

“Ada banyak masalah yang harus kita diskusikan,” kata Stoltenberg saat menyambut kedatangan Blinken ke ibu kota Belgia sekaligus menghargai keberadaan diplomat tertinggi Amerika itu di Eropa baru-baru ini, untuk pertemuan dengan para menteri luar negeri NATO.

“Fakta bahwa Anda kembali lagi bulan ini bersama Menhan Austin, itu menunjukkan komitmen AS yang kuat kepada NATO, untuk hubungan transatlantik,” tambah Stoltenberg.

Akan tetapi tim Biden menghadapi beberapa hambatan yang sama dan berdampak pada merenggangnya hubungan Eropa-AS, pertama semasa Barack Obama menjabat di Gedung Putih, kemudian ke tingkat yang lebih tinggi di bawah kepresidenan Trump, yang mengidentifikasikan Eropa sebagai musuh ekonomi sekaligus mempertanyakan tujuan NATO.

Semua pemerintahan nasional anggota blok Uni Eropa menyambut baik tujuan Presiden Joe Biden untuk memperbaharui hubungan AS-Eropa. Bahasa permusuhan sudah lenyap, namun Washington kini menghadapi Uni Eropa yang berbalik dan terfokus ke dalam, melindungi pasarnya pasca-pandemi dan terpusat perhatiannya pada usaha membendung virus corona, kata para analis.

Konsensus transatlantik pasca-Perang Dunia Kedua diperumit dengan perpecahan di dalam blok Eropa mengenai cara terbaik untuk menangani peningkatan kekuatan Komunis China dan bagaimana mengelola Rusia. [mg/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG