Tautan-tautan Akses

Uber Terima 3.000 Lebih Laporan Pelecehan Seksual Tahun 2018


Kekhawatiran mengenai keselamatan penumpang Uber telah dipertanyakan di seluruh dunia. (Foto: ilustrasi).
Kekhawatiran mengenai keselamatan penumpang Uber telah dipertanyakan di seluruh dunia. (Foto: ilustrasi).

Perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis online Uber menyatakan menerima lebih dari 3.000 laporan mengenai pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan, sepanjang tahun 2018.

Angka-angka itu dirilis hari Kamis (6/12) dalam laporan keselamatan setebal 84 halaman.

“Secara sukarela menerbitkan laporan yang membahas masalah-masalah sulit mengenai keselamatan ini tidaklah mudah,” kata Tony West, Direktur Hukum Uber, dalam suatu pernyataan. “Sebagian besar perusahaan tidak membicarakan tentang isu-isu seperti kekerasan seksual karena melakukan itu akan mengundang kritik masyarakat dan pemberitaan negatif. Tetapi kami merasa ini saatnya bagi pendekatan baru.”

Namun Uber menyatakan, 99,9 persen dari miliaran tumpangan di AS tidak mengalami insiden apapun.

Laporan ini berfokus hanya di AS, tetapi kekhawatiran mengenai keselamatan menumpangi Uber telah dipertanyakan di seluruh dunia.

West mengatakan Uber tidak dapat menangani semua tantangan keamanan itu sendiri. Ia mengatakan perusahaan itu telah bermitra dengan “para pejabat penegak hukum, organisasi keselamatan di jalan raya, dan lebih dari 200 pakar pencegahan kekerasan berbasis gender, untuk memikirkan inovasi mengenai pendekatan-pendekatan baru yang akan meningkatkan standar keselamatan dalam berbagi tumpangan.”

Salah satu pendekatan baru itu mencakup fitur baru yang akan memungkinkan penumpang mengirim pesan langsung ke operator nomor telepon darurat 911 dan Uber sebelum perjalanannya berakhir.

West mengatakan Uber “mendorong” perusahaan-perusahaan lain agar “lebih transparan dengan data mereka dan untuk berbagi praktik terbaik yang dapat membuat semua orang lebih aman.” [uh/lt]

XS
SM
MD
LG