Tautan-tautan Akses

Turki Operasikan Kembali Layanan Kereta Antarkota


Menteri Transportasi Turki, Adil Karaismailoglu berpose saat sebuah kereta diberangkatkan dari stasiun kereta api Ankara, menuju ke Istanbul, Turki, Kamis, 28 Mei 2020. (Transportation Ministry via AP )
Menteri Transportasi Turki, Adil Karaismailoglu berpose saat sebuah kereta diberangkatkan dari stasiun kereta api Ankara, menuju ke Istanbul, Turki, Kamis, 28 Mei 2020. (Transportation Ministry via AP )

Layanan kereta antarkota kembali dioperasikan secara terbatas di Turki, Kamis (28/5), menyusul keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan-pembatasan yang diberlakukan untuk mengendalikan wabah virus corona.

Layanan, yang dipulihkan setelah dua bulan dihentikan, dimulai dengan pemberangkatan kereta cepat dari ibukota, Ankara, ke Istanbul pada pukul 7 pagi waktu setempat.

Kereta-kereta antarkota itu akan melakukan perjalanan 16 kali setiap harinya, menghubungkan Ankara, Istanbul, Konya dan Eskisehir.

Kereta-kereta itu akan beroperasi setengah dari kapasitasnya, dan para penumpang yang diizinkan naik hanyalah mereka yang memiliki dokumen khusus yang berisikan kode yang menunjukan bahwa mereka tidak sedang diawasi karena dugaan tertular COVID-19.

Berbicara pada upacara pembukaan di Stasiun Kereta Ankara, Menteri Transportasi Turki Adil Karaismailoglu, mengatakan mereka yang menunjukkan gejala-gejala sakit tidak akan diizinkan naik kereta. Ia juga mengatakan, penumpang yang menunjukkan gejala-gejala COVID-19 dalam kereta akan ditempatkan di ruang isolasi khusus dan diserahkan ke petugas kesehatan di stasiun terdekat. Tidak ada layanan makanan dan minuman selama perjalanan, tambahnya.

Turki melaporkan hampir 160.000 kasus hingga Kamis (28/5), termasuk 4.431 kematian. Menurut data Kementerian Kesehatan hampir 123.000 orang telah pulih.

Pemerintah telah melonggarkan sejumlah pembatasan, termasuk membuka pusat-pusat perbelanjaan, dan salon-salon. Masjid-masjid akan diizinkan menyelenggarakan salat berjemaah dua kali sehari mulai Jumat (29/5).

Turki menempati posisi ke-9 di dunia dalam jumlah kasus, menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins. Namun, banyak pakar berpendapat, seperti halnya negara-negara lain, jumlah kasus yang sesungguhnya kemungkinan jauh lebih besar daripada yang dilaporkan. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG