Tautan-tautan Akses

Minyak Wangi, Senjata Warga Turki Menangkal Corona


Botol-botol minyak wangi Cologne "4711 - Echt Koelnisch Wasser" yang diproduksi dengan formula yang sama sejak 1799 di sebuah toko suvenir di Koln, Jerman, 25 Januari 2016. (Foto: Reuters)
Botol-botol minyak wangi Cologne "4711 - Echt Koelnisch Wasser" yang diproduksi dengan formula yang sama sejak 1799 di sebuah toko suvenir di Koln, Jerman, 25 Januari 2016. (Foto: Reuters)

Sementara Turki berjuang mengatasi pandemic Covid-19, warganya mengandalkan sebuah tradisi untuk mencegah virus, yaitu eau de cologne atau minyak wangi terkenal yang dibuat di Kota Koln di Jerman.

Dengan kandungan alkohol yang tinggi, minyak wangi itu dipercayai bermanfaat untuk membunuh virus corona. Mulai dari produsennya sampai ke ahli-ahli kimia, semuanya dihadapkan pada permintaan akan air dari Cologne yang meningkat.

Ziya Melih Sezer adalah seorang ahli kimia berusia 89 tahun, dan barangkali ahli kimia tertua di Istanbul. Keahliannya menyebabkan dirinya dikecualikan dari lockdown yang diberlakukan di seluruh negara untuk orang-orang diatas usia 65 tahun.

Mengenakan sebuah topi baret, apotek milik Sezer tetap buka guna melayani pelanggan lokal, sesuatu yang telah dilakukan keluarganya selama lebih dari satu abad.

Ahli kimia Ziya Melih Sezer di apoteknya di Istanbul, Turki. Katanya virus corona adalah penyakit terparah dalam 70 tahun kariernya. (D. Jones/VOA)
Ahli kimia Ziya Melih Sezer di apoteknya di Istanbul, Turki. Katanya virus corona adalah penyakit terparah dalam 70 tahun kariernya. (D. Jones/VOA)

Di dinding toko bergantungan sertifikat-sertifikat keluarga terkait kebolehan keluarganya dalam ilmu farmasi dan berasal dari masa kekaisaran Ottoman, sebelum Republik Turki terbentuk.

“Belum pernah ada kejadian seperti ini, tidak sepanik ini,” kata Sezer. “Saya belum pernah mendengar laju kematian sedemikian tingginya. Orang-orang jatuh dan tewas bagai daun-daun yang berguguran.

Menurut kementerian kesehatan Turki, lebih dari 3.000 orang meninggal dunia akibat penyakit ini, dan lebih dari 60 persen di Istanbul.

Wali Lota Istanbul Ekrem Imamoglu, dari CHP yang beroposisi, mengatakan, laju kematian ini kemungkinan jauh lebih tinggi. Pemerintah pusat membantah keras tuduhan Imamoglu itu. [jm/pp]

XS
SM
MD
LG