Tautan-tautan Akses

Trump Veto RUU Pertahanan


Presiden AS Donald Trump di Oval Office, Gedung Putih, Washington, 27 Maret 2019.
Presiden AS Donald Trump di Oval Office, Gedung Putih, Washington, 27 Maret 2019.

Presiden Amerika Donald Trump, Rabu (23/12) sore, memveto Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebijakan Pertahanan tahunan. Trump menindaklanjuti ancaman yang disampaikannya pada Selasa (22/12) malamuntuk memveto langkah yang sebenarnya telah mendapat dukungan bipartisan yang luas di Kongres.

Hal ini berpotensi memicu pemungutan suara di Kongres untuk menganulir veto tersebut, yang pertama pada masa kepresidenannya.

RUU itu menegaskan kenaikan gaji sebesar 3 persen bagi tentara Amerika dan mengesahkan lebih dari $740 miliar dalam program dan konstruksi.

Langkah itu dilakukan ketika Trump memilih berada di Gedung Putih, menyesali kekalahannya dalam pemilihan presiden (pilpres) dan menunjukkan kekecewaannya kepada politisi Republik. Ia juga mendorong teori konspirasi tentang telah terjadinya kecurangan pemilu dan mencoba menekan para petinggi Partai Republik untuk mendukung upayanya membatalkan hasil pilpres.

DPR, Senat Sidang Pekan Depan

DPR siap kembali bersidang, Senin (28/12), sementara Senat pada hari Selasa (29/12), untuk mempertimbangkan pemungutan suara guna menganulir veto presiden itu.

Jauh sebelum mengeluarkan veto itu, Trump menyampaikan sejumlah alasan untuk menolak RUU itu. Ia meminta para anggota Kongres untuk memasukkan pembatasan media sosial perusahaan-perusahaan yang diklaimnya bersikap bias terhadapnya. Ia juga meminta penghapusan kalimatyang memungkinkan perubahan nama pangkalan-pangkalan militer seperti Fort Benning dan Fort Hood, yang ketika itu bertujuan untuk menghormati para pemimpin konfederasi.

Tanpa merinci lebih jauh, Trump mengklaim pemenang terbesar RUU pertahanan itu adalah China.

Dalam pesan pada DPR tentang kebijakan veto yang diambilnya, Trump mengatakan sebagian tentangan itu. Dia menegaskan bahwa langkah itu “gagal memasukan langkah-langkah keamanan nasional yang penting, termasuk ketentuan yang tidak menghormati veteran dan sejarah militer kita, dan upaya-upaya yang bertentangan oleh Pemerintahan saya untuk menempatkan Amerika yang pertama dalam langkah kebijakan keamanan dan luar negeri kita. Ini adalah hadiah bagi China dan Rusia.”

Ia juga menulis : “Sejumlah ketentuan dalam RUU itu secara langsung berentangan dengan kebijakan luar negeri Pemerintah saya, terutama pada upaya saya untuk memulangkan pasukan kita.”

Baik DPR maupun Senat mengesahkan RUU itu dengan margin yang cukup besar untuk dapat menganulir veto presiden.

Sebelumnya Trump telah memveto delapan RUU, tetapi veto-veto itu bertahan karena mereka yang ingin menganulirnya tidak memperoleh dua per tiga suara yang dibutuhkan di tiap majelis untuk menjadikan RUU itu sebagai undang-undang tanpa tanda tangan Presiden Trump.

Cegah Agresi China

Sebelum Trump menyampaikan veto tersebut, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan RUU itu akan membantu mencegah agresi China.

Beberapa pendukung RUU itu yang berasal dari Partai Republik antara lain Senator John Thune dari negara bagian South Dakota yang juga merupakan pemimpin peringkat dua di Senat; dan anggota DPR dari negara bagian Wisconsin Mike Gallagher, yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata di DPR. Gallagher mencuit bahwa RUU itu akan mengatasi ancaman dari negara-negara seperti China.

Senator Jack Reed dari negara bagian Rhode Island yang juga petinggi Partai Demokrat di Komite Angkatan Bersenjata di Senat, mengatakan pernyataan Trump bahwa China adalah pemenang terbesar RUU pertahanan itu salah. Reed merujuk pada perubahan pernyataan Trump saat menyampaikan veto itu. [em/pp]

XS
SM
MD
LG