Tautan-tautan Akses

Trump Umumkan Sanksi Terbesar terhadap Korea Utara


Menkeu AS Steve Mnuchin sebelum memberikan penjelasan kepada media mengenai sanksi baru AS terhadap Korea Utara di Gedung Putih, Jumat (23/2).
Menkeu AS Steve Mnuchin sebelum memberikan penjelasan kepada media mengenai sanksi baru AS terhadap Korea Utara di Gedung Putih, Jumat (23/2).

Setelah mengumumkan apa yang disebutnya sanksi "terbesar yang pernah ada" terhadap Korea Utara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Jumat (23/2) mengancam "fase kedua" jika tindakan tersebut tidak efektif.

"Jika sanksinya tidak berhasil, kita harus maju ke fase dua, dan fase kedua mungkin sangat berat," kata Trump, berbicara di samping Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull yang sedang berkunjung.

Trump tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan "fase dua," tapi mengisyaratkan hal itu akan "sangat, sangat naas bagi dunia."

"Hanya waktu yang akan bicara," tambahnya.

Baik sebagai kandidat maupun sebagai presiden, Trump berulang kali menjadi berita utama terkait Pyongyang. Dia mengancam akan "benar-benar menghancurkan" Korea Utara dan telah menyarankan agar China "menyingkirkan" pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Sebelumnya Jumat, Trump mengumumkan "sanksi terberat yang pernah dikenakan" terhadap Korea Utara, bagian dari apa yang oleh Gedung Putih disebut kampanye "tekanan maksimum" terhadap Korea Utara.

Sanksi tersebut, yang menyasar pelayaran dan perdagangan gelap Korea Utara, ditetapkan meski baru-baru ini ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan mencair, keduanya telah mengadakan pembicaraan tingkat tinggi.

Sanksi tersebut menyasar 56 entitas, 27 perusahaan pelayaran dan perdagangan, 28 kapal, dan satu orang yang berada di seluruh dunia, dari Korea Utara ke China sampai Tanzania, menurut pejabat pemerintah AS. [as/al]

XS
SM
MD
LG