Tautan-tautan Akses

Trump Tekankan Daya Saing Ekonomi dalam Strategi Keamanan Nasional


Presiden Donald Trump memaparkan strategi keamanan nasional di Washington, Senin, 18 Desember 2017.
Presiden Donald Trump memaparkan strategi keamanan nasional di Washington, Senin, 18 Desember 2017.

Dalam sebuah laporan tahunan yang diwajibkan oleh Kongres Amerika, Presiden Donald Trump mengungkapkan strategi keamanan nasional yang membeberkan visinya mengenai posisi Amerika di dunia. Koresponden VOA di Gedung Putih Peter Heinlein melaporkan, rencana tersebut menekankan daya saing ekonomi, mengidentifikasi China dan Rusia sebagai pesaing-pesaing utama Amerika dalam memiliki pengaruh global.

Presiden Donald Trump membeberkan strategi itu di Gedung Ronald Reagan. Strategi itu serupa dengan tema yang digaungkan mantan presiden Reagan yakni “perdamaian melalui kekuatan”, dengan menghidupkan kembali kekuatan ekonomi dan militer Amerika sesuai dengan tema kebijakan Trump yakni mendahulukan kepentingan Amerika.

"Strategi kita adalah memajukan pengaruh Amerika di dunia. Tetapi ini harus dimulai dengan membangun kekayaan dan kekuatan di dalam negeri. Amerika akan memimpin kembali. Kita tidak ingin berupaya menerapkan cara hidup kita kepada siapapun tetapi kita tegas-tegas membelanya," kata Trump.

Trump mengidentifikasi Rusia dan China sebagai pesaing yang berusaha merestrukturisasi tatanan dunia dengan cara-cara yang bertentangan dengan kepentingan Amerika.

"Suka atau tidak, kita terlibat dalam era persaingan baru. Kita menerima bahwa persaingan militer, ekonomi dan politik yang kuat kini sedang berlangsung di seluruh dunia. Kita menghadapi rezim-rezim yang mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kita. Kita menghadapi organisasi-organisasi teroris, jejaring kejahatan transnasional dan lain-lainnya yang menyebarkan kekerasan dan kejahatan di seluruh dunia. Kita juga menghadapi kekuatan-kekuatan lawan, Rusia dan China yang ingin menantang pengaruh, nilai-nilai dan kekayaan Amerika," jelas Trump.

Trump menempatkan Korea Utara dan Iran dalam kategori rezim nakal, serta mengklaim strateginya mengucilkan dan membendung pemerintah Pyongyang mulai membuahkan hasil.

"Kita telah mempersatukan sekutu-sekutu kita dalam upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengucilkan Korea Utara. Namun, masih banyak lagi tugas yang harus dilakukan. Amerika dan sekutu-sekutunya akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencapai denuklirisasi dan memastikan rezim ini tidak dapat mengancam dunia," lanjut Trump.

Tanpa menyebut-nyebut pendahulunya, Trump mengatakan strategi-strategi keamanan pada masa lalu gagal mempertimbangkan keamanan ekonomi sebagai keamanan nasional.

"Para pemimpin kita menyimpang dari prinsip-prinsip Amerika. Mereka telah kehilangan pandangan mengenai nasib Amerika dan mereka tidak percaya atas kehebatan Amerika. Akibatnya, rakyat kita kehilangan sesuatu juga. Rakyat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah mereka dan pada akhirnya hilang kepercayaan terhadap masa depan mereka. Tetapi tahun lalu semua itu mulai berubah," imbuhnya.

David Adesnik dari the Foundation for Democracies, mengatakan, pernyataan strategi Trump merupakan perubahan tajam sekaligus menyiratkan kritik terhadap strategi-strategi keamanan sebelumnya yang bergantung pada terobosan diplomatik.

"Menurut saya ini adalah suatu kelemahan pada masa lalu, semata-mata berharap jika kita semakin terlibat dalam diplomasi, maka kedua pihak akan mulai saling memahami dengan lebih efektif. Ini merupakan harapan jangka panjang dan negara-negara demokratis lebih cenderung pada pendekatan tersebut. Tetapi menurut saya dalam banyak hal ini tidak efektif sehingga suatu perubahan seharusnya disambut dengan baik," jelas David Adesnik.

Strategi Trump sebelumnya dikritik karena menyingkirkan penjelasan Barack Obama pada tahun 2015 yang menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Amerika. Namun para pembantu Trump menyatakan, dokumen itu mengidentifikasi pengawasan lingkungan hidup sebagia suatu tantangan. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG